Dua Faktor Yang Menyebabkan Masyarakat Bolmut Masih Kurang Menanam Durian

BOLMUT,PANTAU24.com- Penjual bibit durian Mohamad Isa Dilapanga menuturkan animo masyarakat Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) masih rendah dalam menanam buah durian.

Menurutnya, warga Bolmut masih memilih jagung dan kacang-kacangan dibandingkan tanaman durian.

Dibandingkan dengan Kabupaten-Kota di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Yang paling rendah beli bibit khusus durian itu Bolmut.

“Tidak sampai 100 pohon per Bulan, hanya sekitar 60-70 pohon. Di daerah lain sampai diatas 100. Bahkan ada perorangan beli bibit khusus durian sampe 100 pohon. Karena konsumen saya rata-rata orang BMR,”ujar Dilapanga yang juga pemerhati durian.

Padahal potensi Bolmut ketersediaan lahan ada, masih banyak lahan tidur belum termanfaatkan. Deng karakteristik tanah mendukung terbukti dengan banyak pohon-pohon durian yang besar-besar dan Berbuah banyak.

Ada dua faktor menurut Dilapanga yang membuat masyarakat Bolmut kurang melirik durian.

Pertama masyarakat takutkan durian lama berbuah sampai belasan tahun padahal dengan teknik rekayasa okulasi 4-5 tahun sudah mulai berbuah.

Yang kedua nilai ekonomis durian masih rendah padahal sekarang ada jenis durian premium seperti musangking dan Duri Hitam yang perkilo ratusan ribu mencapai Rp300-400 harga Jakarta.

Sementara itu, saat ini ia menjual bermacam-macam bibit durian. Ada montong, musangking, bawor, duri hitam, petruk, namlung.

“Montong Rp50 ribu per bibit, dan  musangking, bawor, duri hitam Rp80 ribu tinggi 1 meteran,”katanya.

Disisi lain data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bolmut produksi durian pada tahun 2022 mencapai 188,6 ton. Dengan produksi terbesar ada di Kecamatan Bintauna yaitu sekitar 89 ton. Disusul Kecamatan Bolangitang Barat 60 ton. Bolangitang Timur 29 ton, Kaidipang 6 ton dan Pinogaluman 3 ton.

Sejak tahun 2019 produksi durian di Bolmut mengalami naik turun, pada tahun 2019 produksi durian mencapai 40 ton, 2020 mencapai 35 ton, 2021 hanya 6 ton.