Bolsel
Bolsel Waspada DBD, Masyarakat Diminta Lakukan Pencegahan
Sampai saat ini kasus positif sesuai hasil lab 6 orang. Semuanya merupakan warga Kecamatan Pinolosian.

BOLSEL, PANTAU24.COM-Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan di wilayah Puskesmas Pinolosian Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) sepanjang bulan Desember 2021 hingga awal Januari 2022.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bolsel, total kasus DBD per Desember 2021 sebanyak 6 orang warga terkonfirmasi penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini yang dirawat di RSUD Bolsel.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Bolsel, Febbrial Podomi menyebutkan, total kasus positif DBD di Bolsel saat ini sebanyak 6 orang dan sedang di rawat di Rumah Sakit.
“Sampai saat ini kasus positif sesuai hasil lab 6 orang. Semuanya merupakan warga Kecamatan Pinolosian. Pasien sudah dirujuk ke RS untuk penaganan lebih lanjut,” katanya, Selasa 04 Januari 2022.
Febrial menambahkan, terkait kasus DBD ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan masyarakat untuk melakukan pecegahan dengan Pemberantasa Sarang Nyamuk (PSN).
“Berdasarkan Hasil penyelidikan Epidimiologi, ditemukan jentik nyamuk Aedes Aegypti di lingkungan tempat tinggal pasien yang terkonfirmasi postif DBD. Oleh karenanya kami telah berkoordinasi lintas sektor untuk melakukan pemeberantasan sarang nyamuk,” ujarnya.
Selain itu, Febrial juga mengatakan, pihaknya belum melakukan fogging atau penyemprotan dikarenakan fogging tidak efektif untuk memberantas penyakit DBD.
“Fogging adalah alternatif paling akhir dalam penanggulngan DBD, karena fogging hanya untuk pemberantasan nyamuk dewasa, bukan untuk jentik. Jadi jentiknya akan menjadi nyamuk dewasa dan akan menambah kasus yang baru, sedangkan apabila akan dilakukan lagi fogging, maka nilai volume racunnya (malation) akan bertambah, dan nyamuk akan resisten terhadap fogging,” ungkapnya.
Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan selalu menerapkan 3M (menutup, menguras, mengubur).
“Kami sangat menekankan untuk kerjasama bergotong royong bersama masyarakat untuk pemberantasan sarang nyamuk dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pinolosian Hilda Kumangki membenarkan adanya kasus DBD yang terjadi di wilayah kerjanya. Menurut Hilda, pasien suspek atau bergejalah DBD sebanyak 16 orang yang dirujuk ke RSUD Bolsel. Tapi yang terkonfirmasi positif berdasarkan hasil laboratorium RSUD ada 6 orang.
“Sampai sekarang pasien DBD yang sudah kita rujuk itu terkonfirmasi dari Rumah sakit 6 orang positif dari total 16 orang yang kita rujuk,” ungkapnya.
Hilda menambahkan, rapid tes yang ada di Puskesmas Pinolosian hanya sebagai pendektesi awal penyakit DBD, sehingganya pasien harus dirujuk ke RS untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
“Karena pemeriksaan yang ada di Rumah Sakit itu lengkap dibandingkan Puskesmas. Makanya kenapa semua pasien suspek DBD di sini kita rujuk, karena yang menentukan kalau pasien benar-benar terkena DBD itu adalah pemeriksaan laboratorium,” bebernya.
Hilda mengaku akan terus memaksimalkan promosi kesehatan di masyarakat untuk PHBS dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) serta memaksimalkan penyuluhan kesehatan masyarakat desa.
“Kasus DBD tidak bisa dianggap remeh karena dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya apabila terlambat ditangani,” pungkasnya.
|Penulis: Reza Pahlevi

You must be logged in to post a comment Login