Connect with us

CARI TAHU

Mengapa Siklon Tropis Seroja Diberi Nama Bunga?

Siklon tropis Seroja merupakan siklon ketujuh dalam musim siklon wilayah Australia 2020-2021

Published

on

Foto: Zoom Earth

PANTAU24.COM-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan dampak kemunculan siklon tropis Seroja di sejumlah wilayah Indonesia. Apa itu siklon tropis Seroja dan kenapa diberi nama bunga?
Dikutip dari bmkg.go.id, Kamis (8/4/2021) siklon tropis adalah badai dengan skala kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat celcius.

Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam. Siklon tropis juga didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif.

Kecepatan angin maksimum yang disebabkan siklon tropis setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam. Pusat siklon tropis biasanya membentuk suatu wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan yang disebut dengan mata siklon.

Siklon tropis Seroja

Siklon tropis Seroja adalah sebuah siklon tropis yang mulai terbentuk di selatan Nusa Tenggara Timur, Indonesia, pada 3 April 2021. Siklon ini menyebabkan banjir dan angin ribut di beberapa wilayah Nusa Tenggara, Indonesia dan Timor Leste.

Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini gelombang setinggi 4-6 meter yang berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda, bagian selatan Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Pulau Sawu, Kupang, dan Pulau Rote.

Fakta menarik dan bermanfaat

Daerah pesisir Aceh, Mentawai, Bengkulu, Jawa Tengah, Pulau Sumba, Selat Bali, Selat Lombok, dan Selat Alas juga berpotensi mendapat gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter.

Siklon tropis Seroja merupakan siklon ketujuh dalam musim siklon wilayah Australia 2020-2021 dan satu-satunya yang hingga kini menyebabkan korban jiwa.

Mengapa badai diberi nama bunga?

BMKG memang kerap menggunakan nama bunga dan buah-buahan untuk penamaan siklon tropis. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di 2018 pernah mengungkapkan bahwa nama bunga untuk siklon tropis dimaksudkan agar tak menakutkan bagi masyarakat.

“Secara psikologis tidak menakut-nakuti, tapi yang penting kewaspadaan,” imbaunya.

Sebelumnya, dasar penamaan siklon tropis yang digunakan otoritas Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta berdasarkan nama pewayangan. Namun saat menggunakan nama tersebut (Durga di tahun 2008), muncul perbedaan persepsi di masyarakat.

“Kita gunakan nama bunga meskipun awalnya menggunakan nama wayang, Durga. Namun saat menggunakan wayang ada persepsi kurang baik di masyarakat. Ada yang anggap Durga baik, ada yang tidak,” ujarnya.

Barulah di 2010, penamaan siklon tropis mulai menggunakan nama bunga. Saat itu, Anggrek jadi nama bunga pertama yang digunakan. Tak hanya nama bunga, Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta pun telah menyiapkan nama-nama buah sebagai cadangan.

Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Siswanto menyebutkan, hal ini sesuai dengan urutan nama siklon tropis dari BMKG secara internasional.

“Penamaan siklon sudah ada list-nya dalam setahun yang diusulkan BMKG apabila tumbuh siklon di wilayah tanggung jawab Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis Jakarta,” kata Siswanto saat dihubungi Rabu (7/4/2020).

“Ketika ada siklon tropis berikutnya sudah ada namanya. Jadi list nama itu sudah diusulkan BMKG ke komisi World Meteorological Organization (WMO) yang menangani siklon tropis,” tambahnya.

Siswanto menyebutkan, daftar nama ini bisa dilihat di website BMKG maupun WMO. Pada halaman nama siklon, tampil sederet nama bunga dan buah yang terbagi menjadi kolom A dan B. Kolom A merupakan daftar nama yang sudah atau sedang dipakai, sedangkan kolom B berstatus standby alias siap digunakan untuk siklon berikutnya.

Dikutip dari website WMO pada halaman mengenai penamaan siklon tropis, WMO menjelaskan bahwa praktik penamaan itu dimaksudkan untuk membantu publik lebih mudah mengidentifikasi kehadiran siklon tropis. Dengan demikian, komunikasi dan sosialisasi akan lebih efektif dan mudah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Setiap otoritas Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis memiliki ciri khas masing-masing dalam menamai badai di wilayahnya. Misalnya, otoritas di Amerika Serikat dan Inggris menamai badai dengan nama-nama orang secara acak seperti Katrina, Emily, Jake, Katie, Lawrence dan sebagainya. Dan sesuai dengan konvensi yang berlaku di Amerika Serikat, tidak ada nama badai yang diawali dengan huruf Q, U, X, Y, dan Z.(*)

|Sumber: Detik.com