BOLMUT,PANTAU24.com– BMKG menyebut
musim kemarau 2023 ini lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di samudra.
Fenomena El Nino dan IOD merupakan fenomena yang sama-sama terjadi di Samudra.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli ini mencapai level moderate, sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.
Fenomena El Nino dan IOD Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau 2023 dapat menjadi lebih kering sehingga curah hujan berada pada kategori rendah hingga sangat rendah.
Puncak kemarau kering ini, diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi tahun ini akan jauh lebih kering dibandingkan tahun 2020, 2021, dan 2022.
Walau demikian dampak El Nino dan IOD ada yang bersifat positif di kehidupan sehari-hari. Yaitu panen garam meningkat, potensi tanaman ikan meningkat dan meningkatnya produksi padi lahan rawa lebak.
Untuk sifat negatif kekeringan sumber daya air bersih, sektor ketahanan pangan berpotensi gagal panen hingga meningkatnya resiko gagal panen.
Langkah Dinas Ketahanan Pangan Bolmut
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) Dinas Ketahanan Pangan (DKP) melalui Kepala Bidang (Kabid) ketersediaan pangan Yulianti Mokoginta mengatakan terkait langkah-langkah mencegah kerawanan pangan pihaknya mengupayakan Gelar Pangan Murah (GPM) di Bulan Agustus akan di laksanakan tanggal 15 Agustus 2023.
“Dan untuk bulan September masih dikoordinasikan dengan Bulog untuk penjadwalan yang insya Allah pelaksanaan GPM sebanyak dua kali,”ujarnya.
Saat ini ia menyebut stok cadangan beras masih ada 5 ton. Walau demikian stok cadangan pangan beras masih sangat kurang.
Menurutnya, untuk Bolmut sesuai dengan jumlah penduduk harusnya sekitr 35 ton setiap tahun.
“Dan harus ada. Hanya saja saat ini Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) tidak mencapai 35 ton,” ujarnya.
Saat ditanya apakah 5 ton bisa bertahan hingga akhir tahun atau saat bulan kemarau panjang yang diprediksi BMKG pada tahun 2023, Mokoginta menjelaskan CPPD bisa di salurkan kalau ada kondisi rawan pangan, bencana, gagal panen.
“Hanya saja beberapa kondisi yg mengharuskan CPPD di salurkan, jadi kalau tidak ada kondisi seperti itu. Sampai September pasti CPPD masih aman,” katanya.