Connect with us

PERISTIWA

Bobby Nasution Unggul dari Edy Rahmayadi di Pilkada Sumut

Published

on

Survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia menyatakan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatra Utara (Sumut), Bobby Nasution dan Surya, mampu mengungguli pasangan Edy Rahmayadi dan Hasan Basri Sagala, dalam simulasi seandainya Pilkada Sumut dilakukan saat proses pengumpulan sampel.

Survei itu dilakukan pada 28 Oktober hingga 3 November 2024 dengan jumlah responden sebanyak 2.290 orang dengan tingkat toleransi kesalahan sekitar 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pada simulasi itu pasangan calon Bobby-Surya meraih dukungan 62 persen, sedangkan pasangan Edy-Hasan mendapat dukungan 29,1 persen, sementara sisanya merupakan massa mengambang — sekitar 8,8 persen.

Fakta menarik dan bermanfaat

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi. (Foto: VOA)

“Di mana Bobby-Surya itu unggul signifikan dibandingkan Edy-Hasan. Kalau melihat pola begini mau tidak mau ada pekerjaan rumah yang besar yang harus dilakukan Edy-Hasan untuk mengejar ketertinggalan karena pilkada sudah di depan mata,“ kata Burhanuddin, Jumat (8/11).

Burhanuddin menjelaskan Bobby juga kembali unggul terkait popularitasnya dalam survei itu. Survei itu menunjukkan popularitas Bobby paling tinggi yaitu 89,1 persen, sementara Edy di angka 84 persen meski berstatus sebagai petahana.

“Periode 2018-2023 Edy adalah gubernur tapi masih ada 16 persen warga Sumut yang belum mengenal beliau. Sementara Bobby meskipun baru sebatas Wali Kota Medan, tapi tingkat dikenalnya di Sumut itu lebih tinggi dibandingkan Pak Edy,” jelasnya.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Jumat 28 Desember 2018. (Anugrah Andriansyah)

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Jumat 28 Desember 2018. (Anugrah Andriansyah)

Burhanuddin juga mengatakan survei itu menunjukkan Edy memiliki tantangan yang sangat berat untuk membalikkan peta elektoral di Pilkada Sumut dalam kurun waktu kurang dari 20 hari.

“Faktor incumbent Pak Edy tidak bisa dimaksimalkan sehingga dia maju lagi sepertinya berat karena pada saat yang sama Bobby berhasil mengapitalisasi posisinya sebagai Wali Kota Medan. Approval rating Bobby di kalangan masyarakat Medan maupun Sumut secara umum lebih bagus daripada Pak Edy,” pungkas Burhanuddin.

Pengamat sosial dan politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar, menilai pasangan Edy-Hasan arus memiliki jejaring dari luar partai politik pendukungnya untuk bisa menang di Pilkada Sumut.

“Siapa yang memiliki jejaring di luar partai pendukung akan unggul dan menang di Pilkada Sumut. Bisa memanfaatkan jejaring itu untuk menjadi bagian mesin pemenangan,” katanya kepada VOA, Jumat (8/11).

Sementara itu politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Adian Napitupulu, mengatakan hasil survei terkait pilkada bersifat dinamis.

“Survei itu dinamis seperti di Jakarta pasangan Pramono Anung-Rano Karno mengejar Ridwan Kamil- Suswono. Itu bisa juga terjadi di Sumut,” ujarnya usai debat publik kedua Pilkada Sumut di Kota Medan, Rabu (6/11).

Pilkada Sumut diikuti dua pasangan calon yaitu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut nomor urut satu Bobby Nasution-Surya yang didukung 10 partai politik yakni Gerindra, Golkar, NasDem, PKS, PAN, Demokrat, PKB, PPP, PSI, dan Perindo. Sedangkan, pasangan calon nomor urut dua Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala didukung oleh enam partai politik yakni PDIP, Hanura, Partai Ummat, Partai Gelora, Partai Buruh, dan Partai Kebangkitan Nasional (PKN). [aa/ab]

Sumber: VOA

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply