Bolsel
Ini Penemu Mesin Perontok Cengkih yang Menjadi Juara Inovasi Daerah
BOLSEL, PANTAU24.COM-Pemerintah Kabupaten (Pemkab), Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) menggelar lomba inovasi daerah.
Lomba yang diikuti oleh 16 peserta kategori umum dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini digelar dengan tunjan untuk meningkatkan indeks Inovasi daerah.
Salah satu peserta yang menjadi juara inovasi daerah tahun 2022 ini adalah, Hirsan Moogangga yang merangcang mesin perontok cengkih.
Kepala Bidang (Kabid) Informasi dan Komunikasi Diskominfo Bolsel ini mengatakan, mesin perontok cengkih sengaja ia ciptakan karena Bolsel merupakan penghasil cengkih terbesar di Sulut.
Hirsan menuturkan, cengkih merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Bolsel, selain kelapa, jeruk dan tanaman lainya yang tersebar di 7 Kecamatan. Cengkih di Kabupaten Boslel menurut dia, mampu mengubah tarap hidup masyarakat dalam hal perekonomian.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut tahun 2016 Kabupaten Bolsel berada di Posisi ke 6 dan bahkan di perkirakan 5 tahun kedepan akan menjadi penyumbang hasil produksi cengkih terbesar di Provinsi Sulut,” ungkapnya ketika diwawancarai awak media, Kamis, 21 Juli 2022.
Oleh karena itu, tambah dia, untuk meningkatkan pengolahan produksi para petani ialah dengan menerapkan inovasi desain alat perontok khusus dalam hal penanganan hasil panen.
“Pemetikan cengkih dari pohon itu biasanya dilakukan pada siang hari dan harus dilakukan proses pemisahan pada malam hari, jika lewat dari waktu tersebut maka buah cengkeh akan mengalami penyusutan dan sangat sulit untuk dipisahkan dari tangkainya,” tambahnya.
Kecamatan Posigadan misalnya, yang merupakan penghasil cengkeh terbesar di Kabupaten Bolsel, dengan rata-rata kurang lebih 150 pohon per kepala keluarga. Pada saat panen untuk 150 pohon membutuhkan kurang lebih 10 hingga 15 orang tenaga pemetik.
Jika diasumsikan 10 orang pemetik dengan rata- rata 60 liter perhari, maka hasilnya adalah 600 liter. Apabila dirontok oleh 4 orang dengan rata-rata 10 liter per jam, maka waktu yang dibutuhkan adalah 12,5 jam.
“Berdasarkan realita ini maka saya berinisiatif untuk menciptakan mesin perontok yang berfungsi untuk memisahkan buah cengkeh dari tangkainya, dengan menggunakan alat perontok cengkih ini dalam 1 jam bisa menghasilkan 150 liter, maka untuk menghabiskan 600 liter hanya memakan waktu 4 jam,” jelasnya.
Dengan adanya inovasi ini maka kabupaten Bolsel dikenal sebagai daerah produksi mesin perontok cengkih, dan menambah produktifitas petani, karna para petani tidak dipermasalahkan lagi dengan proses pengolahan terutama pada merontok buah cengkih.
“Alhamdulillah dengan perjuangan yang cukup panjang, akhirnya mesin perontok cengkih ini menjadi juara 1 dalam inovasi daerah dan akan diikutkan dalam lomba inovasi nasional yang akan dilaksanakan oleh Kemendagri,” tukasnya.
“Saya merancang mesin ini di bantu oleh seorang tenaga teknisi bernama Ami Nasir. Kami beberapa kali mengalami kegagalan dari segi hasil, dan bahkan pernah mengganti 20 liter cengkih milik tetangga karena rusak dari percobaan ini,” tutupnya.
You must be logged in to post a comment Login