FOTO: Jelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944, Umat Hindu Mopugad Gelar Upacara Melasti

  • Share
Jelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944, yang jatuh pada Rabu, 3 Maret 2022, umat Hindu Dharma khususnya di wilayah Desa Mopugad bersatu, Kecamatan Dumoga Utara menggelar upacara Melasti, di Pura Tirtha Amertha, Desa Mopuya Utara II. (Foto: Marshal)
DSC_0112-copy
DSC_0069-copy
DSC_0057-copy
DSC_0056-copy
DSC_0043-copy
DSC_0036-copy
DSC_0030-copy
DSC_0029-copy
DSC_0001-copy
DSC_9997-copy
DSC_9981-copy
DSC_9979-copy
DSC_9976-copy
DSC_9960-copy
DSC_9919-copy

BOLMONG, PANTAU24.COM-Jelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944, yang jatuh pada Rabu, 3 Maret 2022, umat Hindu Dharma khususnya di wilayah Desa Mopugad bersatu, Kecamatan Dumoga Utara menggelar upacara Melasti, di Pura Tirtha Amertha, Desa Mopuya Utara II, Senin, 28 Februari 2022.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Mopugad Bersatu, I Nengah Puji mengatakan, selama pandemi Covid-19 ini, perayaan hari besar keagamaan khusus bagi Umat Hindu Dharma digelar dengan menerapakan protokol kesehatan.

Mulai dari memakai masker dan mencuci tangan sebelum masuk kawasan Pura.

“Termasuk pembatasan jumlah umat yang hadir. Hanya 75 persen, sesuai anjuran pemerintah. Kemudian juga, upacara Melasti ini tidak digelar sekaligus. Khusus umar dari Desa Mopugad bersatu di laksanakan pagi hari. Kemudian yang dari Mopuya bersatu dilaksanakan siang harinya. Itu untuk meminimalisir jumlah kerumunan,” kata I Nengah Puji, dalam sambutannya.

Baca Pula:  Upacara Tawur Agung Kesanga Umat Hindu Mopugad Bersatu Digelar Sederhana

Tahun ini juga tidak ada pagelaran pawai ogoh-ogoh. Sama seperti tahun lalu. Hal itu juga untuk menghindari kerumunan warga.

Fakta menarik dan bermanfaat

“Biasanya warga yang berkunjung pada saat pawai ogoh-ogoh itu tak hanya dari wilayah Dumoga saja. Tapi bahkan dari luar daerah juga. Sehingga tahun ini kita putuskan untuk kembali tidak menggelar pawai ogoh-ogoh,” tambahnya.

Di sisi lain, ia menjelaskan terkait makna dari upacara Melasti yang digerlar sekali dalam setiap tahun menyambut hari raya Nyepi. Menurutnya, Melasti merupakan upacara sembahyang umat Hindu yang bertujuan untuk penyucian diri serta benda sakral milik Pura (pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya).

Baca Pula:  Hadiri Perayaan Dharma Santi Nyepi, Bupati Yasti Apresiasi Umat Hindu Bolmong

Saat upacara, masyarakat berbondong-bondong menuju sumber air dengan membawa perlengkapan persembahyangan. Ada juga yang mengusung pratima, benda atau patung yang disakralkan, untuk dibersihkan secara sekala dan niskala.

“Umat Hindu percaya, bahwa air adalah sumber kehidupan, atau disebut tirta amerta,” jelas Puji.

Saat upacara persembahyangan berlangsung, para pemangku berkeliling dan memercikan air suci kepada seluruh warga yang datang serta perangkat-perangkat peribadatan dan menebarkan asap dupa sebagai wujud kesucian.

Upacara Melasti juga bertujuan meningkatkan kesadaran umat Hindu agar mengembalikan kelestarian alam lingkungan atau menghilangkan sifat-sifat manusia yang merusak alam lingkungan.

“Jadi umat juga diingatkan untuk tidak merusak sumber air, tanah, udara, dan lain-lain,” tukasnya.

Berikut Foto-foto Upacara Melasti di Pura Tirtha Amertha:

  • Share

Leave a Reply

WP2Social Auto Publish Powered By : XYZScripts.com