Connect with us

Kotamobagu

Berhasil Bertahan Lewati Masa Sulit Pandemi Covid-19

Guntur yang selalu optimis dengan dagangannya, tak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan situasi sulit, yang membuat semua orang terbatas dalam berinteraksi. Situasi di mana orang-orang ketakutan tertular virus, virus itu bernama Covid-19.

Published

on

Mas Gun

KOTAMOAGU, PANTAU24.COM – Lepas azan sholat Ashar dikumandangkan, dengan menggunakan sepeda motor, Guntur (56) berkeliling kota Kotamobagu menjual baksotusuk. Rutinitas ini sudah dilakukan Guntur sejak tahun 2004 silam.

Memang, sudah terbilang lama Guntur menetap berdomisili di Kelurahan Mongkonai Barat, Kecamatan Kotamobagu Barat. Sehingga lorong dan jalanan Kotamobagu bukan lagi hal baru baginya.

Guntur sering disapa mas Gun. Hal ini bukan semata karena ia berjualan bakso, melainkan karena dirinya memang berasal dari suku Jawa. Guntur yang selalu optimis dengan dagangannya, tak pernah menyangka bahwa dirinya akan bertemu dengan situasi sulit, yang membuat semua orang terbatas dalam berinteraksi. Situasi di mana orang-orang ketakutan tertular virus, virus itu bernama Covid-19.

Dagangan bakso tusuk milik mas Gun, (Foto: Yuda Mamonto).

Sebelum Pandemi Covid-19

Bermodal Rp500 ribu, Gun memulai usaha bakso tusuknya. Gun ingat betul, awalnya, harga bakso per tusuknya masih Rp250 saja.

Fakta menarik dan bermanfaat

“Lagipula saat itu harga daging sapi belum semahal sekarang. Jadi masih sebandinglah dengan harga jual, intinya biar sedikit asal ada untungnya,” kata Gun, Kamis, (28/10/2021).

Saat itu, Gun menceritakan penjualannya sedang baik, bahkan dari hasil menjual bakso keliling Gun mampu membali sepeda motor dan menghidupi keluarga kecilnya.

“Penghasilan lumaian bagus, jadi memang tidak berpikir melakukan usaha lain, karena saya juga sudah memiliki pelanggan tetap,” ujar Gun.

Jarang sekali dagangan Gun tidak laku, terutama di hari-hari libur atau akhir pekan. Sayang kondisi yang berlangsung cukup lama itu, tiba-tiba berubah, saat dunia diperhadapkan dengan pandemi Covid-19.

“Jangankan berdagang, untuk ketemu sanak saudara saja tidak bisa. Katanya, pembatasan aktifitas sosial.”

Mas Gun saat melayani pembeli, (Foto: Yuda Mamonto).

Sempat Kehilangan Sumber Penghasilan

Pembatasan aktifitas sosial, membuat mas Gun benar-benar kehilangan pundi-pundi keuangan. Mau tidak mau, mas Gun harus berhenti berdagang bakso tusuk kaliling.

Selain bisa pasrah, tidak ada hal lain lagi yang bisa dilakukan mas Gun. Namun desakan ekonomi membuat mas Gun harus mengambil risiko.

“Ya mau gimana lagi. Akhirnya, saya memutuskan kembali jualan walau pandemi. Sejujurnya saya sangat takut tertular tapi saya juga tidak ingin anak istri mati kelaparan,” jelas mas Gun.

Tindakan ini sempat mendapat protes dari istri, namun mas Gun hanya bisa menjanjikan kalau tetap akan berhati-hati dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Cuma masalahnya bukan itu saja. Say sudah berani keluar rumah, malah pembali yang tidak ada. Pelanggan saya semuanya ketakutan. Tak jarang saya pulang dengan tangan kosong.”

Atur Strategi, Rezeki di Tangan Tuhan

Sudah berbulan-bulan mas Gun dan keluarga harus berjuang agar tetap bisa memenuhi kebutuhan terutama saat pandemi masih sulit-sulitnya.

“Banyak orang meninggal. Banyak orang tertular, tapi saya berusaha ikhtiar bisa jadi saya sulit, tapi saya yakin Tuhan Maha Baik.”

Mas Gun mulai mengamati dan membaca peluang. Ia menyadari penting bagi dirinya untuk membuat strategi. Mas Gun akhirnya mendatangi halam rumah pelanggannya dalam berusaha berkomunikasi dari jarak jauh.

“Jadi saya hanya datang mengantar pesanan saja, uangnya sudah ditinggalkan memang di sutau tempat, sehingga proses jual beli bisa tetap terjadi,” jelas Gun.

Awalnya Gun mengaku agak kesulitan, tapi seiiring berjalan waktu, Gun mulai terbiasa.

‘Ya tentu penghasilan saya tidak sebanyak dahulu sebelum pandemi,tapi lumaianlah buat makan. Kalau bukan kita yang berjuang, siapa lagi.”

Gun menyakini jika Tuhan telah menyiapkan rezeki masing-masing manusia, sehingga Gun tidak mau berputus asa, dan tetap berusaha bertahan di masa Pandemi.

Pelanggan bakso tusuk mas Gun semakin bertambah katika jumlah kasus harian Covid-19 menurun, (Foto: Yuda Mamonto).

Jumlah Kasus Harian Covid-19 Menurun, Pembatasan Sosial Mulai Berkurang, Gun Berhasil Bertahan

Optimisme dan semangat pantang menyerah yang selama ini berupaya dihidupkan mas Gun perlahan mendapat terangnya. Pelanggan mas Gun setiap harinya kembali bertambah. Hal ini dikarenakan jumlah kasus harian positif Covid-19 di Kotamobagu mulai mengalami penurunan.

Tak hanya itu, capaian vaksinasi yang baik, membuat pembatasan sosial dibeberapa wilayah mulai dibuka. Orang-orang mulai bisa kembali berinteraksi, maski tetap menerapkan protokol kesehatan yang tinggi.

“Saya bilang ke istri, bahwa tidak mungkin Allah akan biarkan hambanya yang berusaha. Akhirnya, alhamdulilah pelanggan tetap saya tidak pernah lari, sebab saya tetap berusaha menjaganya walau saat ituorag-orang ketakutan,”

Mas Gun berharap perjalan dagangnya dari masa sebelum, pandemi, dan setelahnya bisa menjadi cerita dan pembelajaran bagi anak cucunya.

“Intinya tetap semangat dan jangan berpernah berkecil hati. Kita mungkin miskin, tapi Tuhan kita Maha Kaya, bersabarlah.”