Connect with us

Bolmong

DATA: Kasus Kekerasan Terhadap Anak di Bolmong, Paling Banyak Pelecehan Seksual

Selain peran orang tua dan pemerintah, dibutuhkan juga penguatan peran warga dan komunitas dalam upaya bersama menjadikan Bolmong sebagai kota yang betul-betul ramah bagi anak.

Published

on

BOLMONG, PANTAU24.COM-Anak merupakan kebanggaan orangtua sekaligus harapan masa depan bangsa yang patut kita pantau perkembangannya. Anak adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang, dimulai dari bayi sampai dengan ia remaja.

Namun sayang, tidak sedikit anak-anak harus mengalami tindak kekerasan dari orang-orang terdekat atau bahkan keluarganya sendiri. Di peringatan Hari Anak Nasional ke-37, Jumat, 23 Juli 2021 ini, kasus kekerasan terhadap anak masih menjadi masalah serius di berbagai pelosok Indonesia.

Di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), tercatat di sepanjang tahun 2020 ada 153 kasus kekerasan terhadap anak yang ditangani oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP3A) Bolmong. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 49 kasus dari tahun sebelumnya (2019) yang tercatat sebanyak 104 kasus.

Sementara itu, hingga memasuki semester kedua tahun 2021 ini, DP3A Kabupaten Bolmong sudah mencatat 65 kasus yang menyeret anak di bawah umur yang juga masih didominasi kasus pelecehan seksual sebanyak 31 kasus. Disusul kekerasan fisik 14 kasus, KDRT 8 kasus serta anak sebagai pelaku 12 kasus.

Kekerasan pada anak bisa memunculkan masalah fisik maupun psikologis di kemudian harinya. Secara fisik mungkin bisa dilihat dari sekujur tubuhnya ada tanda tanda bekas kekerasan. Tapi secara psikis, anak yang menjadi korban kekerasan dapat mengalami masalah kejiwaan seperti: gangguan stres pasca trauma, depresi, cemas, dan psikotik.

Fakta menarik dan bermanfaat

Orang tua sering sekali tidak menyadari atau terlambat mengetahui bahwa anaknya menjadi korban kekerasan. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk mengenali tanda dan gejala kemungkinan anak menjadi korban kekerasan.

Sehingga itu, selain peran orang tua dan pemerintah, dibutuhkan juga penguatan peran warga dan komunitas dalam upaya bersama menjadikan Bolmong sebagai kota yang betul-betul ramah bagi anak. Bukan hanya di status atau ajang perlombaan, tapi terlebih dalam realitas hidup warga sehari-hari.(*)