Kotamobagu
Bertahan dari Pandemi Covid-19 dengan Memanfaatkan Internet
Sesuai hasil kerja kerasnya, usaha kripik pisang perlahan dikenal. Nena bahkan sudah memiliki pelanggan setia. Tak tanggung-tanggung, kripik pisang miliknya sudah dipasarkan hingga ke luar pulau Sulawesi, yaitu di Jakarta dan di Timika.
KOTAMOBAGU, PANTAU24.COM – Bermodalkan media sosial, Nena Paputungan (30) mulai mengembangkan usaha kripik pisang setelah sempat dirumahkan dari kantornya akibat pandemi Covid-19.
Nena yang bekerja sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) di salah satu kantor pemerintah, terpaksa harus menyesuaikan dengan keadaan. Nena menyadari bahwa Covid-19 membuat pemerintah harus melakukan efisiensi anggaran.
Walau sempat merasa stres, Nena tidak menyerah. Kesedihan yang dirasakan Nena begitu besar. Sebagai perempuan Nena terbiasa hidup mandiri. Ayahnya, almarhum M.Paputungan meninggal dunia sejak Nena masih duduk di bangku SMP. Meski demikian, dia tidak terbiasa bergantung hidup dari orang lain.
Nena tidak berdaya dan merasa putus asa dengan apa yang terjadi pada dirinya. Syukurlah, ibunya, H. Damopolii tak pernah berhenti memberi semangat.
“Ibu selalu mengingatkan saya untuk sabar, dan fokus bekerja. Jabatan atau apapun itu hanyalah sementara. Jika kita ikhlas berupaya, Allah pasti tidak akan tinggal diam. Nasehat ibu inilah yang saya yakini dan saya pegang selama ini. Ibu adalah alasan saya untuk bangkit, dan memulai semuanya dengan penuh keikhlasan,” ungkap Nena, Senin, (21/06/2021).
“Apalagi sejak ayah meninggal. Saya tidak mau membebankan kebutuhan saya kepada orang lain, apalagi pada ibu. Saya tidak mau memberatkan, walau sempat dilarang oleh ibu, tapi saya tetap bekerja. Sepulang sekolah saya langsung kerja di rumah-rumah orang. Ya setidaknya untuk bantu membeli buku. Semua itu, karena saya sangat menyayangi ibu saya. Satu-satunya alasan saya mendapat keberkahan di dunia ini.”
Apa yang dikatakan oleh ibu benar-benar terjadi. Ketakutan berubah, Nena melihat orang-orang mulai berjualan di media sosial. Nena kembali mencoba peruntungan. Ternyata postingannya mendapat respon yang banyak. Nena kembali berdagang.
Sesuai hasil kerja kerasnya, usaha kripik pisang perlahan dikenal. Nena bahkan sudah memiliki pelanggan setia. Tak tanggung-tanggung, kripik pisang miliknya sudah dipasarkan hingga ke luar pulau Sulawesi, yaitu di Jakarta dan di Timika.
Meski belum berani menggunakan pekerja, Nena mampu memproduksi puluhan toples dan bungkus kripik pisang. Bahkan omset hariannya bisa mencapai jutaan rupiah.
“Ibu memang benar, jika kita berusaha sungguh-sungguh tida ada yang mustahil. Alhamdulilah, saat ini saya sudah bisa memiliki penghasilan sendiri. Bahkan, lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari, lebih besar dari hasil kerja di kantor,” pungkasnya.
You must be logged in to post a comment Login