Connect with us

Bolmong

Penderita TBC di Bolmong Meningkat di 2020, Paling Banyak Laki-laki

Peningkatan kasus juga dibarengi dengan peningkatan jumlah penderita TBC yang meninggal. Yakni sebanyak 13 orang meninggal lantaran TBC pada 2019 dan pada 2020 meningkat menjadi 23 orang yang meninggal akibat TBC.

Published

on

BOLMONG, PANTAU24.COM-Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV. Penyakit ini disebabkan oleh basil dari bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sendiri dapat menyerang bagian tubuh manapun, tetapi yang tersering dan paling umum adalah infeksi tuberkulosis pada paru-paru.

Dunia termasuk Indonesia saat ini mengalami tantangan besar dalam isu kesehatan masyarakat. Pada tahun 2019, dunia menanggung beban 10 juta orang jatuh sakit TBC dan Indonesia berkontribusi sekitar 8,5 persen dari beban tersebut atau berjumlah 845.000 (WHO, 2020).

Peningkatan kasus penderita TBC juga terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong). Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmong mencatat, pada 2019 telah ditemukan sebanyak 479 kasus TBC. Angka tersebut meningkat pada 2020 dengan jumlah 504 kasus.

Peningkatan kasus juga dibarengi dengan peningkatan jumlah penderita TBC yang meninggal. Yakni sebanyak 13 orang meninggal lantaran TBC pada 2019 dan pada 2020 meningkat menjadi 23 orang yang meninggal akibat TBC.

Dari data tersebut juga terlihat bahwa dari total penderita, paling banyak adalah laki-laki dibanding perempuan.

Fakta menarik dan bermanfaat

Di sisi lain, menurut Kepala Seksi Pencegahan Penyakit, Dinkes Bolmong, Fundhora Mokodompit menyebutkan, meningkatnya kasus TBC pada 2020, disebabakan oleh skrining yang mulai gencar dilakukan. Sehingga banyak kasus ditemukan, dibanding tahun 2019.

“Peningkatan jumlah kasus itu juga indikator bahwa programnya jalan. Rendahnya kasus bukan berarti program sukses, tetapi mungkin saja skrining tidak dilakukan. Makanya tidak ada penemuan kasus,” ungkap Fundhora, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 19 April 2021.

Salah satu langkah penanganan yang dilakukan pemerintah melalui Dinkes adalah, dengan gencar melakukan promosi kesehatan (promkes) dengan merangkul tokoh masyarakat dan kader di desa.

Saat ini juga ada Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Dalam program ini, juga sekaligus dilakukan skrining penyakit bagi masyarakat. Jadi, jika ada yang terindikasi TB ataupun penyakit lain maka langsung ditindaklanjuti.
Termasuk juga, masyarakat yang datang berobat ke puskesmas atau pustu, dan terindikasi TB maka langsung di follow up oleh petugas untuk pemeriksaan lendir atau foto ronsen.

“Upaya lain yang dilakukan untuk mendeteksi penderita TB adalah dengan gerakkan ketuk pintu oleh petugas puskesmas atau kader desa. Tentunya, kader desa boleh turun atas dukungan dari pemerintah desa,” tandasnya.