Connect with us

Bolmong Raya

Hingga Agustus 2020, Kasus Malaria di Bolmong Meningkat Drastis

Dinkes sebut itu kasus impor dari luar daerah

Published

on

Ilustrasi dari alodokter.com/malaria

BOLMONG, PANTAU24.COM-Kasus malaria di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) mengalami kenaikan cukup tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Bolmong mencatat, hingga Agustus 2020, telah terjadi 66 kasus malaria.

Masing-masing, 1 kasus pada Januari di wilayah Puskesmas Imandi, 3 kasus pada Februari di wilayah puskesmas Mopuya, Werdhi Agung dan Tungoi. Sementara, pada Maret mengalami peningkatan kasus secara drastis yakni 41 kasus, masing-masing 1 kasus di wilayah puskesmas Imandi dan 40 kasus di puskesmas Doloduo.

Kemudian, 9 kasus pada April di wilayah puskesmas Mopuya, Doloduo dan Rumah Sakit Daerah. 4 kasus pada Mei di wilayah Puskesmas Doloduo. 3 kasus pada Juni di wilayah puskesmas Doloduo. 4 kasus pada Juli di puskesmas Doloduo, dan 1 kasus pada Agustus juga dari wilayah kerja puskesmas Doloduo.

Kendati begitu, Kepala Seksi Pencegahan Penyakit, Dinkes Bolmong, Fundhora Mokodompit memastikan, dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE), dari jumlah kasus tersebut rata-rata impor dari luar daerah.

“Hasil PE dan wawancara oleh petugas kesehatan terhadap pasien, rata-rata mereka baru pulang dari Jayapura (Papua). Dan saat ini, semua sudah sembuh,” ungkap Fundhora, Senin 14 September 2020.

Fakta menarik dan bermanfaat

Lebih lanjut, Fondhora menuturkan, meningkatnya kasus malaria impor ini lantaran kaitan dengan pandemi Covid-19. Banyak warga yang bekerja di luar daerah dipulangkan ke bolmong lantaran pembatasan sosial.

“Sekitar Maret-April, rata-rata tempat kerja yang ditutup lantaran pandemi covid-19. Sehingga banyak yang pulang. Dan setibanya di bolmong mengalami sakit malaria,” tuturnya.

Di sisi lain, Dinkes Bolmong mengklaim, seluruh wilayah di daerah yang dikenal sebagai lumbung padi Sulawesi Utara itu bebas dari jentik nyamuk malaria.

Seperti juga yang disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Bolmong, Yusuf Detu beberapa waktu lalu. Menurut Yusuf, sejak 2017 hingga 2019, wilayah Kabupaten Bolmong dinyatakan bebas jentik malaria. Pada 2018, terjadi delapan kasus. Begitu juga 2019 terjadi enam kasus.

“Tapi semua itu juga impor dari luar daerah. Untuk Bolmong dipastikan bebas dari jentik nyamuk penyebab malaria. Itu juga disebabkan oleh masyarakat yang sudah terbiasa menerapkan pola hidup sehat. Termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang rutin dilakukan,” kata Yusuf.