Bolmong Raya
Puluhan Ton Hasil Panen Jagung Membusuk, Petani Inobonto Merugi
Saat panen bertepatan musim penghujan. Mesin pengering jagung di Kecamatan Bolaang Timur juga rusak

BOLMONG, PANTAU24.COM-Petani jagung di Desa Inobonto, Kecamatan Bolaang, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmogn) dikabarkan merugi hingga puluhan juta rupiah. Pasalnya, hasil panen mereka membusuk lantaran dilanda musim penghujan. Persoalan itu langsung diadukan Sangadi (Kepala Desa) Inobonto, Lomat Olii kepada Bupati Bolmong, Yasti Soepredjo Mokoagow usai kunjungan kerja Gubernur Sulut, Olly Dondokambey di Desa Inobonto, Senin 20 Juli 2020.
Menurut Sangadi, menjelang musim panen jagung di desanya bertepatan dengan musim penghujan. Intensitas curah hujan cukup tinggi yang menyebabkan debit air sungai Inobonto sempat meluap hingga ke areal perkebunan jagung yang siap dipanen. Akibatnya, jagung roboh dan terendam genangan air luapan.
“Jadi saat panen, keadaan jagung itu dalam kondisi basah. Sehingga seharusnya langsung dikeringkan agar tidak busuk. Sementara, saat itu juga musim hujan. Jadi tidak memungkinkan untuk dijemur di matahari,” kata Sangadi.
Dalam kondisi itu, lanjut Sangadi, alternatif lain hanya dengan menggunakan mesin pengering. Tapi, yang terdekat hanya ada di Kecamatan Bolaang Timur, tepanya di Desa Tadoy. Sayangnya, mesin tersebut katanya rusak dan tidak bisa digunakan.
Sangadi yang baru menjabat sekitar Enam bulan itu juga berlatar belakang petani jagung. Apa yang dialami warganya itu juga turut ia rasakan. Dirinya mengaku, sekitar 6 ton jagung hasil panen di kebun seluas 3 hektar miliknya juga rata-rata rusak alias busuk.
“Karena hasil panen rusak sehingga harga jual pun anjlok. Hanya di beli Rp 1,900 per kilogram. Dan jelas petani rugi besar. Jadi kami dari Desa Inobonto meminta untuk pengadaan mesin pengering sendiri. Atau minimal untuk skala Kecamatan Bolaang sendiri. Karena mesin yang ada di Tadoy juga tidak pernah kami rasakan manfaatnya,” ungkap Lomat, langsung kepada Bupati.
Mendengar curahan hati warga Inobonto lewat Sangadinya itu, Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow langsung merespon.
“Nanti kita akan rapat dengan Dinas Pertanian,” singkat Bupati.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Bolmong, Remon Ratu menyangkal keras tudingan tersebut. Menurut Remon, vertikal dryer jagung atau mesin pengering jagung di Bolaang Timur dalam kondisi baik dan tidak rusak.
“Tidak ada yang rusak. Beroperasi terus. Karena itu alat baru yang diadakan lewat APBN 2018. Waktu itu ada Empat titik yakni di Kecamatan Bolaang timur, Kecamatan Lolak, Kecamatan Lolayan dan Kecamatan Dumoga Bersatu,” sangkal Remon.
Dia jelaskan, alat itu bukan milik perorangan tapi digunakan bersama. Hanya saja memang ada biaya yang harus dikeluarkan oleh petani untuk operasional.
“Memang ada biaya sewa bagi setiap petani yang akan mengeringkan jagung. Karena untuk bayar listrik, biaya bahan bakar dan tenaga kerja. Tapi lepas dari itu smua, apa yang menjadi keluhan masyarakat itu akan kita tindaklanjuti,” pungkasnya.

You must be logged in to post a comment Login