Connect with us

Bitung

Remaja 16 Tahun di Bitung Kedapatan Bawa Sajam Usai Acara Ketupatan

Published

on

Polisi saat mengamankan remaja OK kedapatan bawa sajam.

Bitung, Pantau24.com — Tim Opsnal Satuan Intelkam Polres Bitung mengamankan seorang remaja berusia 16 tahun yang kedapatan membawa senjata tajam (sajam) pada Selasa dini hari, 15 April 2025.

Penangkapan dilakukan di depan salah satu rumah kopi di kawasan Taman Kota Bitung (TKB), Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Bitung Tengah, Kecamatan Maesa.

Remaja berinisial OK itu ditangkap sekitar pukul 00.50 WITA saat petugas melakukan razia kendaraan bermotor di sejumlah titik rawan pasca-perayaan ketupatan. Saat diperiksa, OK kedapatan menyelipkan pisau penikam di balik kaus lengan panjang yang dikenakannya.

Kapolres Bitung melalui Kasat Intelkam AKP Jose Trisko mengatakan, kegiatan razia merupakan bagian dari operasi “Cipta Kondisi” yang digelar untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di wilayah hukum Polres Bitung.

Fakta menarik dan bermanfaat

“Razia kami gelar menyeluruh, menyasar pengendara roda dua yang keluar dari kompleks Lorong Kombos, Pasar Tua, setelah acara ketupatan. Kami curiga terhadap salah satu pengendara, dan setelah diperiksa, ditemukan senjata tajam,” kata Trisko saat dikonfirmasi.

Diketahui, OK adalah warga Kelurahan Winenet Dua, Kecamatan Aertembaga. Saat diamankan, remaja tersebut tidak dapat menunjukkan alasan jelas membawa senjata tajam tersebut, terlebih di tengah suasana malam yang masih ramai aktivitas masyarakat usai perayaan keagamaan.

Petugas langsung membawa pelaku bersama barang bukti ke Polsek Maesa untuk pemeriksaan lebih lanjut. Meski tergolong anak di bawah umur, pihak kepolisian menyatakan tetap akan memprosesnya sesuai ketentuan hukum yang berlaku, dengan pendekatan yang memperhatikan aspek perlindungan anak.

AKP Jose Trisko menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengintensifkan kegiatan patroli dan razia di berbagai titik rawan di Kota Bitung, terlebih pada malam hari atau usai perayaan tertentu yang berpotensi menjadi celah bagi tindakan kriminalitas.

“Ini bagian dari komitmen kami untuk memastikan Bitung tetap aman dan kondusif. Kehadiran polisi di lapangan bukan hanya tindakan represif, tetapi juga bentuk pencegahan agar masyarakat merasa tenang dan terlindungi,” pungkasnya.