Connect with us

PERISTIWA

Labubu, Dari Tato Sampai Rela Antre dan Rebutan Boneka Lucu

Published

on

“Labubu,” dinamai oleh seniman kelahiran Hong Kong, Kasing Lung, yang menciptakannya pada tahun 2015. Dia lalu berkolaborasi dengan perusahaan asal China, Popmart, tahun 2019 untuk memproduksi patung-patung koleksi, gantungan kunci, berbagai pernak-pernik, serta boneka mewah Labubu yang dijual dalam kotak.

Melansir situs Popmart, harga resmi boneka Labubu yang kerap menjadi incaran dan selalu ludes ini berkisar antara 1 juta rupiah hingga lebih dari 2,7 juta rupiah.

Di Thailand, popularitasnya meningkat, di mana harga per buahnya naik hingga tiga kali lipat, setelah penyanyi Lisa dari grup K-pop Blackpink terlihat membawa boneka tersebut.

Fakta menarik dan bermanfaat

Jadi Inspirasi Tato, Tanda Kekuatan dan Keberuntungan

Digemari oleh pembeli dari segala umur, kini Labubu bahkan menjadi inspirasi untuk desain tato di Thailand, yang digabungkan dengan tato tradisional berupa tulisan dari kitab suci Sak Yant.

Kitab suci ini dipercaya dapat memberikan berkah, perlindungan dari bahaya, dan membawa keberuntungan. Namun, beberapa dari tato ini, yang umumnya menggunakan desain geometris kuno yang dipadukan dengan doa-doa agama Buddha, telah dimodifikasi – dengan monster berbulu Labubu yang menyerupai elf (peri) dan menyeringai jahil di tengah-tengahnya.

“Semuanya berawal dari anak perempuan saya yang membeli mainan seni (Labubu),” ujar ahli tato Seeharat Muenyant kepada Reuters saat menjelaskan bagaimana Labubu diintegrasikan ke dalam tato Sak Yant.

Ia lalu mendapat ide untuk membuat tato itu dan mengirimkannya ke grup obrolan keluarganya. “Saya dapat ide untuk membuat tato dengan (ada gambar Labubu) dan mengirimnya ke grup obrolan keluarga kami (biar seru),” katanya.

Ahli tato Seeharat Muenyant mengerjakan tato di lengan bawah Kamonwan Patimahongthong, 56 tahun, dengan pola Labubu (Chalinee Thirasupa/REUTERS)

Siapa yang menyangka kalau hal tersebut menarik perhatian saudara perempuannya yang lalu memintanya untuk menato dirinya. “Setelah itu, (saudara perempuan saya) mengunggah fotonya di akun TikTok dan Facebook-nya,” kata Seerahat.

Beberapa orang di media sosial mengatakan bahwa tato tersebut lucu dan merupakan cerminan dari pilihan dan keyakinan pribadi. Sejak itu, Seerahat telah menato lebih dari 10 orang dengan desain yang sama.

Seerahat mengatakan bahwa tato Labubu dengan tulisan-tulisan tradisionalnya bervariasi, tergantung pada apa yang diinginkan seseorang.

Misalnya, jika seseorang menginginkan perlindungan dari bahaya, kitab suci dan hewan yang digambarkan akan fokus pada elemen tersebut. Seseorang juga bisa mendapatkan tato tulisan dari kitab suci untuk sejumlah kombinasi elemen, seperti kekuatan dan keberuntungan.

Seeharat Muenyant mengerjakan tato di lengan bawah Kamonwan Patimahongthong, 56 tahun, dengan pola Labubu. (Chalinee Thirasupa/REUTERS)

Seeharat Muenyant mengerjakan tato di lengan bawah Kamonwan Patimahongthong, 56 tahun, dengan pola Labubu. (Chalinee Thirasupa/REUTERS)

“Secara pribadi, saya suka ditato, terutama jika itu akan membantu mendukung keberuntungan karena saya suka berjudi dan mencoba keberuntungan saya (dalam segala hal),” kata Kamonwan Patimahongthong (56 tahun).

Warga Thailand lainnya mengatakan bahwa dia memutuskan untuk menambahkan tato Labubu Sak Yant pada tubuhnya karena kecintaannya pada “kesenian” tulisan dan desain Thailand.

“Saya juga menyukai kelucuan boneka Labubu, ditambah lagi, dikelilingi oleh tulisan-tulisan magis – hal ini menambah daya tariknya,” pungkas Piyamet Lebkrut, 40 tahun.

Labubu Juga Marak di Indonesia

Fenomena Labubu juga marak di Indonesia, di mana toko yang menjual boneka itu terus dibanjiri antrean yang melingkar sejak beberapa bulan ini. Orang-orang pun rela antre hingga berjam-jam, bahkan sebelum toko buka.

FILE - Antrean calon pembeli di Pop Mart Indonesia, Gandaria City, Jakarta, yang menjual Labubu. (Dhania Iman/VOA)

FILE – Antrean calon pembeli di Pop Mart Indonesia, Gandaria City, Jakarta, yang menjual Labubu. (Dhania Iman/VOA)

Seorang netizen dengan akun @bilbeelzebub di X menceritakan pengalamannya antre hingga empat jam untuk mendapatkan boneka Labubu.

“ga nyesel si ngantri 4 jam untung dapet labubu nya walau yg lain kehabisan”

Seorang netizen dengan akun @coklat.peanut7 yang viral di medsos belum lama ini, membagi pengalamannya menjadi orang terakhir yang mendapatkan boneka Labubu pada hari itu. Ia sempat merekam insiden adu mulut yang terjadi antara orang yang sedang antre dengan petugas, yang mengumumkan bahwa stok Labubu sudah habis. Meskipun begitu, toko yang terletak di Gandaria City ini masih terus dipenuhi orang-orang yang antre untuk mendapatkan Labubu, walau pun tak ada jaminan apakah mereka akan beruntung bisa membawa pulang boneka unik ini. [di-ii/es]

Sumber: VOA

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply