Connect with us

Bitung

Tangkal Hoax Diera Perkembangan Digital, Peran Aktif dan Keterlibatan Anak Muda Dibutuhkan

Published

on

BITUNG, PANTAU24.COM– Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI lewat mitra kerja PT. Quantumconvex Internasional menggelar nonton bareng (Nobar) Literasi Digital di Kota Bitung, Sabtu (26/08/2023).

Kegiatan yang digelar di Ruang SH Sarundajang Kantor Walikota Bitung itu dihadiri ribuan peserta yang mengangkat tema “Menghidupi Persatuan Indonesia, Jangan Muda Terprovokasi Diera Luapan Informasi”.

Dosen STAI Al Muhajirin Purwakarta, Dian Ikha Primayanti salah satu pemateri dalam kegiatan itu mengtakan, literasi digital  merupakan salah satu upaya Kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital agar Indonesia makin cakap digital.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kepada masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital,” ujar Dian.

Menurutnya, perkembangan teknologi ICT terus melaju secara massif, di kehidupan yang muda dan praktis saat ini. Pun, kata dia, semakin banyak masyarakat nyaman dan percaya melakukan aktivitas di dunia digital.

Fakta menarik dan bermanfaat

“Tetapi, masih banyak yang tidak sadar dunia maya ini mempunyai potensi tinggi terhadap cyber crime,” terangnya.

Dina juga membeberkan, sepanjang periode Agustus 2018 sampai Maret 2023, ada 11.357 isu hoaks yang ditemukan Kemenkominfo RI.

“Isu hoaks terjadi ada beberapa faktor yaitu, rasa ingin tahu yang tinggi, era digital, kecepatan media sosial dan hoaks yang sudah didesain,” bebernya.

Lanjut Dian, untuk mengantisipasi adanya informasi palsu. Maasyarakat kata Dian, harus melakukan verifikasi sebelum membagikan serta periksa sumber informasinya.

“Salah satu sarana penyebaran informasi yang digandrungi oleh masyarakat modern yakni media sosial. Media sosial dapat digunakan secara mudah dan cepat untuk berbagi informasi. Namun, banyak sekali berita palsu beredar di media sosial dan masyarakat diharapkan mampu mengenali informasi semacam itu sebelum dibagikan kepada orang lain,” pungkasnya.