Dalam pertemuan selama dua hari pada tanggal 1-2 Agustus itu, para kepala daerah dari kota-kota di negara anggota ASEAN saling berbagi pengalaman praktik terbaik serta bekerja sama dalam mendukung pembangunan kota berkelanjutan. Para delegasi melakukan pembahasan sejumlah topik prioritas terkait pertumbuhan ekonomi inklusif, transformasi digital, pembangunan berkelanjutan dan aksi iklim.
Menurut pejabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, agenda MGMAC dan AMF ini merupakan cara pemerintah kota dan daerah di Asia Tenggara mendukung keberlanjutan relevansi ASEAN dalam merespons tantangan kawasan dan global serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan untuk kemakmuran rakyat ASEAN dan dunia.
“Kami percaya bahwa pembangunan kota berkelanjutan akan mendukung tujuan kita bersama memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan untuk kemakmuran rakyat ASEAN dan dunia,” ungkap Heru.
Salah satu bagian penting dalam deklarasi yang dihasilkan pada pertemuan itu adalah inisiatif untuk meningkatkan hubungan perkotaan-pedesaan dan peran kota-kota perantara untuk mempercepat pengentasan kemiskinan. Hal itu dinilai penting untuk memajukan integrasi regional sebagai pusat pertumbuhan.
Juga bagian untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, pemerataan dan pembangunan ekonomi, percepatan transformasi digital dengan pendekatan yang koheren, dan penguatan arsitektur kesehatan di perkotaan.
Dengan adanya deklarasi ini, lanjut Heru, diharapkan Indonesia sebagai Ketua ASEAN berkenan menerima aspirasi kota-kota di ASEAN yang dibahas dalam acara tersebut.
Pembangunan Ekonomi
Pengamat ASEAN dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pandu Prayoga menilai pertemuan gubernur dan wali kota negara-negara anggota ASEAN itu dapat mendukung ASEAN terutama pilar ekonomi dan sosial budaya.
“Jadi di situ kerja sama yang bisa dibangun adalah pembangunan ekonomi, investasi kemudian inklusivitas dan energi terbarukan bisa dijalankan oleh kepala-kepala daerah itu. Jadi dilebarkan secara inklusif yang melakukan diplomasi bukan hanya pemerintah pusat, tetapi juga dilakukan oleh pemerintah daerah,” ungkap Pandu.
Menurut Pandu, kerja sama ini dibutuhkan antar negara-negara ASEAN, terutama kota-kota yang dianggap maju seperti Singapura, Kuala Lumpur dan Jakarta, yang bisa berbagi cerita atau pengalaman kepada negara-negara atau kota-kota lain yang ada di ASEAN.
MGMAC diinisiasi pertama kali oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada saat kepemimpinan Joko Widodo sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 2013. Sejak saat itu MGMAC diselenggarakan setiap tahunnya, rotasi mengikuti keketuaan ASEAN untuk menyalurkan aspirasi pemerintah kota dan daerah untuk mendukung perwujudan visi komunitas ASEAN 2025.
Setelah Jakarta, selanjutnya Keketuaan MGMAC dan AMF 2024 diserahkan kepada Gubernur Vientiane, Laos, Atsaphangthong Siphandone, serta akan digelar di Ibu Kota Laos, Vientiane. [fw/em]
You must be logged in to post a comment Login