Bolmong
FAETURE: Mereka Di Balik Pakaian Hazmat
Sejak Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, saat itupula para tenaga kesehatan mendapat tugas untuk menjadi garda terdepan dalam mencegah penularan virus yang berasal dari Kota Wuhan, Cina.

PANTAU24.COM-Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) masih berlangsung. Bahkan semakin menggila. Di Indonesia hingga 30 Desember 2020 secara akumulasi mencapai 735.125 kasus konfirmasi positif.
Tak terkecuali di Sulawesi Utara (Sulut). Satgas Covid-19 Sulut mencatat, hingga 29 Desember 2020 total kasus konfirmasi positif mencapai 9549 kasus.
Angka ini melonjak signifikan pasca dihelatnya pesta demokrasi pemilihan kepala daerah gubernur dan wakil gubernur, walikota dan wakil walikota serta bupati dan wakil bupati, serentak 9 Desember 2020.
Antah ada “kontribusi” dari ajang pesta demokrasi lima tahunan itu terhadap lonjakan kasus orang terpapar virus corona di Sulut. Yang jelas, sampai hari ini, pemerintah bahkan stakeholder terkait enggan membahas soal itu.
Yang ada, saat ini pemerintah kembali memberlakukan pembatasan aktivitas orang secara besar-besaran, mulai dari perayaan Natal 25 Desember 2020 hingga malam pergantian tahun 2020-2021.
Tapi, sadarkah kita, dibalik berbagai kebijakan pemerintah yang tidak sedikit mengundang pro dan kontra itu, ada mereka yang masih tetap setia dan rela mempertarukan nyawa demi kepentingan banyak orang.
Mereka adalah tenaga kesehatan.
Sejak Presiden Jokowi mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu, saat itupula para tenaga kesehatan mendapat tugas untuk menjadi garda terdepan dalam mencegah penularan virus yang berasal dari Kota Wuhan, Cina.
Pandemi datang membawa kecemasan. Banyak orang yang merasa takut terhadap penularannya. Sebagai manusia biasa, tenaga medis juga takut. Tapi mereka melawan ketakutan itu dengan hati yang besar. Dan itu tak semudah yang dibayangkan banyak orang.
Mereka ikhlas kehilangan waktu bersama keluarga. Belum juga, dalam bekerja, mereka harus menahan panas, hingga kesulitan minum lantaran lapisan pakaian hazmat untuk melindungi diri. Menyembunyikan wajah lelah da balik masker.
Saat ini, yang menjadi harapan besar mereka adalah dukungan dari masyarakat, yakni dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Covid-19 benar-benar ada dan nyata,” kata juru bicara penanganan Covid-19 Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), dr Debby Kulo.
Direktur RSUD Datoe Binangkang Bolmong itu berharap, masyarakat tetap patuh terhadap protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak jika harus berada di luar rumah.
“Sebisa mungkin untuk menghindari kerumunan. Imbauan pemerintah untuk patuh terhadap protokol kesehatan merupakan langkah tepat mengurangi positif angka terjangkit virus corona. Hal tersebut juga dapat membantu tugas tenaga medis untuk mengurangi jumlah pasien yang bertambah. Tetap tenang dan menjaga tubuh, solusi yang harus kita lakukan,” imbaunya.
Di sisi lain, dirinya mengaku sepakat dengan kebijakan pembatasan aktivitas pada saat malam pergantian tahun yang diterapkan pemerintah mulai dari pusat hingga daerah.
Apalagi mobilitas orang antar daerah, terlebih khusus Manado dan sekitarnya yang notabene masuk zona merah.
“Kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan merupakan salah satu upaya ampuh dalam menekan angka penyebaran corona,” tandasnya.
Meski memikul beban berat dengan risiko yang sangat besar, para tenaga kesehatan tetap semangat berjuang. Hari demi hari, waktu terus berjalan. Entah wabah yang melanda dunia ini berakhir kapan.

You must be logged in to post a comment Login