Connect with us

Bolmong Raya

Warga Bolmong Diimbau Waspada Fenomena La Nina

BMKG terus memberikan peringatan terkait cuaca ekstrim hingga peringatan potensi gelombang tinggi.

Published

on

Foto ilustrasi dari pexels.com

BOLMONG, PANTAU24.COM-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolmong melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap fenomena puncak La Nina.

Fenomena La Nina yang dihadapi Indonesia saat ini dapat berdampak pada potensi bahaya hidrometeorologi yang lebih buruk. Diketahui, dampak fenomena La Nina akan terjadi intensitas curah hujan tinggi, yang juga berpotensi banjir dan tanah longsor.

“Sesuai rekomendasi dari pemerintah pusat agar kesiapsiagaan dilakukan mulai dari tingkat daerah hingga kecamatan dan desa, bahkan keluarga,” kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan BPBD Bolmong, Sukoyo Ani, Senin, 19 Oktober 2020.

Lebih lanjut, menurut dia, imbauan ini lebih ditegaskan pada wilayah-wilayah di Bolmong yang notabene rawan bencana. Baik banjir dan tanah longsor.

Pasalnya, hingga kini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih terus memberikan peringatan terkait cuaca ekstrim hingga peringatan potensi gelombang tinggi.

Fakta menarik dan bermanfaat

“BMKG terus memberikan peringatan terkait potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir/kilat. Serta potensi gelombang dengan ketinggian 1,25 hingga 2,5 M (MODERATE) yang berpeluang terjadi di Laut Sulawesi, perairan Kepulauan Sangihe, perairan Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro, perairan Bitung-Likupang, perairan Utara Sulawesi, perairan Selatan Sulut, dan Laut Maluku bagian Utara,” sebutnya.

Melalui Pusdalops, BPBD terus memantau perkembangan perubahan cuaca. Sejumlah titik menjadi fokus pengawasan, mengingat sejumlah wilayah di Kabupaten Bolmong berada di pesisir. Masyarakat yang berada di daerah rawan banjir maupun longsor agar selalu waspada.
Informasi lain yang dihimpun, sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan pada bulan Oktober yakni sebagian Sumatera, Jawa Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. BMKG menyebutkan, rata-rata La Nina di Indonesia menimbulkan dampak kenaikan curah hujan sebanyak 40 persen dibanding kondisi normal.

Puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada akhir tahun 2020 hingga awal 2021. Fenomena La Nina dan potensi dampaknya juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo.

Presiden meminta masyarakat lebih tanggap bencana dan persiapkan diri antisipasi dampak badai La Nina terutama di tiga sektor. Yakni pertanian, perikanan, dan perhubungan. Jika kurang antisipasi, bencana hidrometeorologi akibat fenomena La Nina bisa mengganggu rantai produksi dan ekonomi.