Connect with us

SULUT

Lima atlet panjat tebing Sitaro buktikan mimpi tak kenal batas untuk tampil di kejuaraan nasional

Published

on

Lima atlet panjat tebing Sitaro buktikan mimpi tak kenal batas untuk tampil di kejuaraan nasional


PANTAU24.COMMereka datang dari tempat yang jauh. Jauh dari keramaian pusat kota, jauh dari gemerlap, tapi tidak pernah jauh dari mimpi menuju impian.

Lima atlet muda panjat tebing dari Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, kini menjejaki panggung bergengsi Kejuaraan Nasional Panjat Tebing Kelompok Umur XIX, yang berlangsung di Kota Tangerang, tepatnya di Tangerang City Sport Climbing Center, Cipondoh, pada 18 hingga 23 Juni 2025 lalu.

Leonel Pesik, Ardan Harun, Christiani Alfa Mumu, Christiana Omega Mumu, dan Syalomitha Agsela Pesik adalah lima nama atlet yang mungkin belum dikenal luas.

Tapi di tanah kelahiran mereka, gugusan pulau di utara Sulawesi, mereka telah lama memanjat dinding mimpi, satu per satu.

“Kami datang dari pulau kecil yang mungkin jarang disebut orang, tapi hari ini kami bisa berdiri di arena nasional. Rasanya seperti mimpi. Semua lelah, semua pengorbanan, tidur di pelabuhan, latihan di bawah panas matahari, itu semua terbayar saat bisa mengenakan seragam Sulut dan bersaing dengan atlet dari seluruh Indonesia. Kami bangga membawa nama Sitaro ke sini,” ungkap Leonel Pesik, salah satu atlet termuda dalam tim.

Perjalanan mereka bukan sekadar tentang fisik yang terlatih, tetapi juga tentang daya tahan mental dan keberanian.

Dari Siau mereka menumpang kapal menuju Manado. Dari Manado, melintasi udara ke Jakarta. Tak berhenti di sana, mereka sempat singgah di Surabaya, bukan untuk bersantai, tetapi untuk uji tanding dengan atlet lokal, sebagai pemanasan menjelang Kejurnas.

“Tidur di lantai pelabuhan, makan seadanya, tapi mereka tetap latihan setiap pagi. Itu anak-anak luar biasa,” kata pelatih mereka, Taufik Bakulu.

Kini mereka bertarung di lintasan speed, lead, dan boulder bersama 376 atlet dari 26 provinsi lainnya. Tapi tak satu pun dari mereka gentar. Mereka datang bukan hanya untuk bertanding, tapi untuk mewakili harapan pulau mereka.

Buktinya, meski keterampilan mereka lahir dari lintasan yang sederhana, namun hampir semua atlet bisa meraih hasil maksimal dan masuk ke semifinal, tiap nomor disiplin baik lead, boulder dan speed WR.

Bahkan salah satu atlet putri, Syalomita Agsela Pesik untuk nomor pertandingan youth boulder menembus final. Meski akhirnya harus mengakui lawannya yang sudah menjadi langganan juara seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah.  

Ketua Umum FPTI Sitaro, James Tamo, mengungkapkan rasa bangganya.

Mereka bukan sekadar atlet, mereka adalah inspirasi. Anak-anak ini membuktikan bahwa dari daerah kepulauan, dari perbatasan, kita bisa bersaing secara nasional,” katanya, didampingi Sekretaris FPTI Sitaro, Christian Harvey Tahulending. 

Dukungan dari Pemerintah Daerah

Perjalanan lima climber muda ini juga tak lepas dari perhatian Bupati Sitaro, Chyntia Ingrid Kalangit, yang terus mendorong kemajuan olahraga di kabupaten kepulauan tersebut.

Hingga kini tim dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Sitaro terus mendampingi para atlet dan official. 

Chyntia bahkan berani memberikan anggaran yang tidak sedikit untuk membantu akomodasi para tim ke Tangerang.

Bagi dia, Sitaro harus dikenal semua orang termasuk siapa yang ada di dalamnya, olahraga salah satu yang akan memperkenalkan identitas daerah. 

“Panjat tebing adalah salah satu olahraga yang sangat potensial di Sitaro. Kami melihat semangat luar biasa dari anak-anak, dan itu harus terus didukung. Pemerintah daerah berkomitmen memperkuat pembinaan dan fasilitas agar mereka bisa menembus level nasional bahkan internasional,” ujar Chyntia. 

Apresiasi Waketum FPTI Pusat

Dalam pembukaan resmi Kejurnas KU XIX di Tangerang, Wakil Ketua Umum FPTI Pusat, Irjen Pol Herry Heryawan saat pembukaan mengatakan, Kejurnas KU adalah salah satu even yang rutin digelar oleh FPTI.

Kejurnas kelompok umur tentunya untuk mencari dan membina calon-calon atlet panjat tebing indonesia yang berkelas dan berprestasi.

“Kejurnas ini bukan sekadar ajang kompetisi. Tetpi juga sebagai proses untuk mencetak generasi panjat tebing masa depan nasional. Kita melihat karakter daya juang dan bibit atlet berkualitas, calon kuat untuk Olimpiade 2028,” ujarnya, saat pembukaan.

Pihaknya juga berharap agar para atlet untuk terus belajar dari kegagalan, menumbuhkan disiplin, dan membangun mental juara.

Tak lupa ia mengapresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang terlibat pada Kejurnas KU XIX tahun 2025, khususnya kepada Pemerintah Kota Tangerang, atas profesionalitas penyelenggaraan.

Cerita yang Tak Hanya Soal Medali

Mereka belum tentu pulang dengan emas, tapi mereka pulang dengan kisah emas. Cerita tentang bagaimana mimpi bisa tetap tumbuh di ujung negeri. Tentang bagaimana lima pemanjat remaja dari Siau memanjat batas-batas yang tak kasat mata.

***


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply