Connect with us

SULUT

Cerita Guru SLB Negeri Poyowa Besar 2: Mengajar dengan hati

Published

on

PANTAU24.COM – Ernstien Bawole, salah satu guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Poyowa Besar 2, Kotamobagu mengungkapkan bahwa mengajar anak berkebutuhan khusus membutuhkan kemauan dan kerja sama yang baik antara pemerintah, guru, dan orang tua.

“Kerja datang dari hati. Kalau tidak ada kemauan untuk mengajar anak-anak ini maka tentu tidak akan maksimal,” ujar Ernstien, saat ditemui PANTAU24.com, Selasa, (18/3/2025).

“Bukan sekadar memberi pendidikan tetapi juga menanamkan karakter yang baik, mendidik, dan membina mereka,” ungkapnya.

Ernstien telah mengajar anak berkebutuhan khusus sejak 2010 dan telah menghabiskan 3 tahun terakhirnya di SLB Negeri Poyowa Besar 2.

“Itu yang membuat saya terpanggil. Salah satunya adalah karena anak-anak ini karakternya beda. Ingin menyenangkan hati mereka. Kita juga bisa menjadi alat peraga yang hidup bagi mereka,” tambahnya.

Namun, Ernstien juga mengungkapkan bahwa kendala paling besar dalam mengajar anak berkebutuhan khusus adalah harus menyesuaikan dengan mood-nya.

“Sehingga memang butuh kerja sama antara pemerintah, guru, dan juga orang tua. Apa yang dibutuhkan anak-anak istimewa ini, berkebutuhan khusus supaya ada kerja sama yang baik dari semua pihak,” ujarnya.

Ernstien berharap bahwa pemerintah dapat memperhatikan prasarana untuk guru, seperti rehab rumah dinas guru (RDG), serta tata cara mengajar yang sesuai dengan ketunaan (keterbatasan).

“Harapan saya untuk pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan semoga ada fasilitas rehab RDG, apalagi guru banyak dari Manado, Minahasa Tenggara, juga dari Tondano. Bahkan kalau bisa RDG itu ditambah,” harapnya.

Dengan adanya RDG, diharapkan dapat memudahkan guru untuk melakukan tugasnya dan meningkatkan kualitas pendidikan di SLB Negeri.


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply