Bitung
Dari Pembangunan ke Persaudaraan: Wajah Lain TMMD di Bitung

Bitung, Pantau24.com – Siang itu, di tengah terik matahari yang menggantung di langit Wangurer Barat, Kecamatan Madidir, sekelompok prajurit berseragam loreng duduk terlihat berbincang di bawah pohon rindang bersama warga.
Mereka adalah personel Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-123 Kodim 1310/Bitung, yang tengah beristirahat sejenak setelah bergulat dengan proyek pembangunan infrastruktur.
Namun, istirahat bagi mereka bukan sekadar melepas lelah. Bagi Prada Emeresti Gebze, momen ini adalah kesempatan berharga untuk menjalin komunikasi sosial atau yang dalam istilah militer disebut Komsos dengan masyarakat setempat.
“Kami ingin warga tidak hanya melihat kami sebagai pekerja pembangunan, tetapi juga sebagai saudara yang siap mendengar dan membantu,” kata Prada Emeresti, sembari tersenyum.
Di sudut lain, Pratu Lutfi terlihat berbincang dengan seorang ibu. Percakapan itu tidak melulu soal pekerjaan fisik yang mereka lakukan, tetapi juga soal kehidupan sehari-hari, tentang harga sembako yang naik, tentang anak-anak yang bercita-cita menjadi tentara, bahkan tentang kekhawatiran mereka terhadap cuaca yang tak menentu belakangan ini.
“Kadang, berbicara seperti ini lebih bermakna daripada sekadar membangun jalan atau rumah. Ini tentang membangun kepercayaan,” ujar Pratu Lutfi.
Sejak TMMD Ke-123 digelar, deru suara mesin bor dan dentuman palu tak henti menggema di Wangurer Barat. Program ini bukan sekadar perbaikan jalan atau rehabilitasi rumah tidak layak huni (RTLH), tetapi juga sebuah ikhtiar panjang untuk membangun dari hati ke hati.
Dandim 1310/Bitung, Letkol Czi Hanif Tupen, mengatakan bahwa TMMD bukan hanya proyek fisik, melainkan juga misi sosial dan kebangsaan.
“Kami ingin masyarakat merasa bahwa kehadiran TNI bukan hanya di saat negara membutuhkan mereka, tetapi juga di saat mereka membutuhkan negara,” ujar Hanif.
Di antara berbagai proyek yang dikerjakan, salah satu yang menjadi sorotan adalah pembangunan bak penampungan air bersih. Bagi masyarakat Wangurer Barat, keberadaan sumber air bersih lebih dari sekadar kebutuhan, tetapi juga soal kelangsungan hidup.
Seorang warga, Ibu Siti (45), mengaku bersyukur dengan adanya program TMMD ini. Sebelum ada pembangunan bak air, ia dan keluarganya harus berjalan beberapa kilometer untuk mendapatkan air bersih.
“Dulu harus jalan jauh ke sumur, sekarang lebih dekat. Alhamdulillah, kami sangat membantu,” katanya.

You must be logged in to post a comment Login