Connect with us

Bitung

TMMD ke-123: Ketika Prajurit TNI Jadi Tukang Demi Pendidikan Santri

Published

on

Prajurit TNI mulai mengangkat material untuk pembangunan rehab ruangan pondok pesantren.

Bitung, Pantau24.com – Cahaya matahari pagi baru saja menghangatkan bumi, tetapi semangat prajurit TNI dari Kodim 1310/Bitung sudah membara.

Mereka berkumpul di halaman Pondok Pesantren Hidayatullah, bersiap menjalankan misi mulia dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 Tahun 2025.

Program TMMD bukan hanya sekadar rutinitas tahunan, melainkan sebuah wujud nyata pengabdian TNI kepada rakyat. Kali ini, fokus utama mereka adalah merehabilitasi lantai dua ruang kelas pesantren, memberikan fasilitas pendidikan yang lebih layak bagi para santri yang menimba ilmu di sana.

Membangun Bukan Sekadar Soal Fisik
Komandan Kodim (Dandim) 1310/Bitung, Letkol Czi Hanif, menegaskan bahwa tujuan utama program ini tidak hanya sebatas renovasi bangunan, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan semangat baru bagi para santri.

Fakta menarik dan bermanfaat

“Kami ingin memastikan para santri bisa belajar dengan nyaman. Dengan ruang kelas yang lebih baik, mereka bisa lebih fokus dalam menuntut ilmu,” ujar Hanif, Jumat (21/2/2025).

Pendidikan adalah fondasi utama bagi masa depan generasi muda, dan TNI memahami betul bahwa perannya tidak terbatas pada sektor pertahanan semata. Dengan membangun dan memperbaiki fasilitas pendidikan, mereka ikut serta dalam mencetak generasi yang berilmu dan berkarakter.

Rehabilitasi ini mencakup penguatan struktur bangunan, pemasangan lantai baru, serta pengecatan ulang. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa ruang kelas bukan hanya nyaman tetapi juga aman bagi para santri.

Gotong Royong: Jiwa yang Terus Dihidupkan
Ketika para prajurit mulai bekerja, suasana penuh semangat langsung terasa. Mereka dengan cekatan mengangkat material, mencampur semen, dan menyusun bata. Di tengah keseriusan, sesekali terdengar gelak tawa ringan yang menunjukkan kedekatan mereka dengan warga sekitar.

Semangat gotong royong ini yang ingin terus dihidupkan oleh TMMD. Program ini bukan hanya tentang membangun gedung, tetapi juga mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat.

“TNI tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tapi juga ikut membangun negeri. Dengan program ini, kami ingin meninggalkan jejak yang bermanfaat bagi generasi penerus,” tambah Hanif.

Selain perbaikan ruang kelas, TMMD ke-123 juga mencakup pembangunan infrastruktur jalan serta berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Ini menegaskan bahwa TMMD bukanlah proyek satu dimensi, tetapi bagian dari upaya komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih dari Sekadar Bangunan
Bagi para santri, ruang kelas yang diperbaiki ini bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga simbol harapan. Di dalamnya, mereka akan membaca, berdiskusi, dan mengejar impian mereka. Dengan fasilitas yang lebih baik, mereka bisa belajar dengan lebih nyaman dan fokus.

Di sisi lain, keterlibatan TNI dalam pembangunan ini menunjukkan bahwa tentara bukan hanya tentang senjata dan pertempuran, tetapi juga tentang kemanusiaan dan pengabdian. TMMD membuktikan bahwa TNI selalu ada untuk rakyat, bukan hanya dalam situasi genting, tetapi juga dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Dengan selesainya rehabilitasi ini, bukan hanya dinding dan lantai yang diperbaiki, tetapi juga kepercayaan dan optimisme masyarakat.

Mereka melihat bahwa TNI bukan sekadar pasukan bersenjata, tetapi juga mitra dalam pembangunan.

“Semoga program ini tidak hanya membawa perubahan fisik, tetapi juga menjadi warisan yang bermanfaat bagi generasi penerus bangsa,” pungkas Hanif.