Bolmong Raya
Tak Miliki Jaminan Kesehatan, Bayi Asal Matayangan dengan Kondisi Perut Membesar Butuh Bantuan
Kedua orang tua Denis tak mengantongi kartu jaminan kesehatan. Baik kepesertaan secara mandiri maupun dari pemerintah.

BOLMONG, PANTAU24.COM-Bayi malang bernama Denis Tunai, warga Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara yang baru berusia 12 hari, saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kotamobagu.
Bayi Denis dilarikan ke rumah sakit pada Rabu, 21 Oktober 2020, sekitar pukul 18.00 Wita lantaran mengalami kelainan pada organ dalam tubuh, yang mengakibatkan perutnya membesar.
Baca: Bayi Berusia 12 Hari Asal Desa Matayangan Alami Kelainan, Perutnya Terus Membesar
Sayangnya, Eman Tunai (38) dan Nurmi Paputungan (37), kedua orang tua Denis tak mengantongi kartu jaminan kesehatan. Baik kepesertaan secara mandiri maupun dari pemerintah.
Sehingga bayi Denis dirawat di RSUD Kotamobagu tercatat sebagai pasien umum.
“Pemerintah desa yang memfasilitasi kami datang ke rumah sakit. Begitu juga dengan biaya untuk menebus resep obat, ada uang sumbangan dari pemerintah Desa Matayangan. Ada juga sumbangan dari beberapa masyarakat di sana (Matayangan),” kata Eman Tunai, ayah kandung bayi Denis, saat ditemui di RSUD Kotamobagu, Kamis 22 Oktober 2020.
Senada dikatakan Nurmi Paputungan. Ibu dari bayi Denis itu mengatakan, kondisi perut Denis mulai terasa membesar sejak sepekan terakhir. Beberapa kali diperiksa oleh petugas kesehatan dari Puskesmas Doloduo yang membawahi wilayah Kecamatan Dumoga Barat.
Oleh petugas kesehatan, menyarankan agar Denis dibawa ke dokter anak atau langsung ke rumah sakit. Tapi, lagi-lagi, kedua orang tua sang bayi tak punya biaya untuk berobat.
“Saya hanya ibu rumah tangga. Suami juga hanya buruh tani harian. Sekali bekerja kadang diupah 50 hingga 100 ribu. Itupun tidak setiap hari. Sementara, tanggungan suami di rumah selain saya, juga masih ada kedua orang tua dari suami. Penghasilan suami saya hanya cukup untuk makan sehari-hari saja,” aku Nurmi.
Eman dan Nurmi belum tahu persis penyakit yang diderita sang bayi. Termasuk kemungkinan biaya yang harus digelontorkan untuk kesembuhan sang buah hati mungil yang mereka dambakan sejak menikah Enam Tahun lalu.
“Kami belum tahu kalau penyakit apa, karena belum diperiksa. Menurut perawat, masih menunggu dokter spesialis anak,” tandas keduanya.

You must be logged in to post a comment Login