SULUT
Tangan keras, hati lembut di balik seragam


PANTAU24.COM – Sorak membahana di bibir Pantai Boulevard Sondana, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolmong Selatan (Bolsel), Selasa 1 Juli 2025.
Riuh penonton memecah keheningan saat satu per satu petinju lokal memasuki ring dalam Street Boxing Bhayangkara Ideal Fest 2025. Tapi, ada satu nama yang tak hanya menarik perhatian karena teknik bertarungnya melainkan karena kisah hidupnya.
Dialah Andrew Jimmy Sasiang, sang petinju berbadan tegap yang juga dikenal sebagai anggota Tim Resmob Polres Bolsel.
Di atas ring, Andrew tampil garang. Dua kali naik, dua kali pula ia mengunci kemenangan telak di kelas Elite Man 73,5 kg.
Namun di balik ketegasannya, Andrew menyimpan sisi yang tak banyak diketahui publik. Seorang anak kampung dari Kendahe I, Kabupaten Kepulauan Sangihe, yang mewarisi darah petarung dari sang ayah.
“Ayah saya seorang petinju, dan saya ingin melanjutkan jejaknya,” ujar Andrew lirih, usai laga.
Tinju bukan sekadar olahraga baginya. Ini adalah cara menyalurkan semangat, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai yang juga ia bawa ke dalam pekerjaannya sebagai anggota Polri.
Seragam cokelat yang dikenakannya di siang hari berganti sarung tangan saat di atas ring. Tak jarang, selesai membekuk pelaku kriminal, malamnya ia masih menyempatkan diri berlatih di sasana Rambing BC X Resmob Angin Selatan.
Didampingi pelatih IPTU Dedy Matahari, yang tak lain adalah Kasat Reskrim Polres Bolsel sendiri, serta pelatih muda seperti Riski Rambing, Moh Icuk Van Gobel, Farid Ointu, dan Kiki Olabu, Andrew terus menempa diri. Tak hanya otot dan teknik, ia juga melatih mental bertarung dan etika sebagai atlet.
“Bhayangkara Fest bukan sekadar ajang tinju. Ini ruang ekspresi untuk anak-anak muda Bolsel. Kami butuh panggung untuk unjuk kemampuan, untuk menunjukkan bahwa kami bisa,” katanya penuh keyakinan.
Ia tahu, di balik ring dan sorotan lampu, banyak anak muda yang sedang berjuang. Ia ingin mereka percaya, bahwa dari dusun kecil pun, mereka bisa menjadi besar jika diberi ruang.
Andrew punya harapan sederhana tapi dalam, agar olahraga tinju bisa menjadi jalan terang bagi generasi muda.
Ia membayangkan suatu hari nanti, anak-anak Bolsel berdiri di atas podium nasional, membawa nama daerah, bukan hanya di ring, tapi juga di hati bangsa.
“Potensi kita besar. Tapi perlu dibina. Perlu difasilitasi. Saya ingin atlet Bolsel bisa sampai ke nasional, bahkan internasional,” ujarnya.

You must be logged in to post a comment Login