Connect with us

Bitung

Rumah Baru Setelah 10 Tahun Derita: TMMD 123 Bangun Harapan Keluarga Yusuf-Karim

Published

on

Jaenab Karim saat berbincang bersama Danrem dan Dandim di Lokasi TMMD.

Bitung, Pantau24.com– Panas siang itu tak mengurangi semangat prajurit TNI yang sibuk menata bata dan mencampur semen. Di sudut sebuah rumah yang tengah dibangun, seorang ibu tua berdiri, matanya berkaca-kaca. Jenab Karim (53) masih sulit percaya, rumah yang selama ini ditinggalinya beratap bocor, berdinding rapuh—kini berdiri kokoh.

“Saya bahkan tak bisa berkata-kata,” ujar Jenab lirih, suaranya bergetar.

Rumah Tak Layak Huni (RTLH) yang berada di Kelurahan Girian Indah miliknya itu adalah salah satu sasaran program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 Tahun 2025.

Program ini menargetkan pembangunan RTLH bagi warga yang selama bertahun-tahun hidup dalam kondisi serba terbatas. Keluarga Yusuf-Karim adalah salah satunya.

Fakta menarik dan bermanfaat

Sepuluh Tahun Hidup dalam Ketidakpastian
Istri Dani Yusuf (63) ini, tak kuasa menahan haru saat melihat rumah mereka mulai berdiri dengan kokoh.

“Selama 10 tahun ini, kami selalu khawatir tiap hujan turun. Air masuk dari atap yang bocor, dinding pun sudah lapuk. Tapi kami tak punya pilihan selain bertahan,” katanya.

Haikal Yusuf (18), anak mereka, juga tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Sehari-hari, ia bekerja sebagai tukang bangunan. Kali ini, bukan rumah orang lain yang ia bangun, melainkan rumah keluarganya sendiri. Ia juga ikut membantu para prajurit TNI memasang dinding rumahnya.

“Saya sangat bersyukur. Jujur, selama ini kami cukup menderita. Tapi dengan program TMMD ini, akhirnya kami punya rumah yang layak,” ungkap Haikal.

Lebih Dari Satu Rumah, Lebih Dari Sekadar Bangunan
Komandan Kodim (Dandim) 1310/Bitung, Letkol Czi Hanif, yang meninjau langsung lokasi pembangunan mengungkapkan bahwa awalnya program ini hanya menargetkan satu unit rumah.

Namun, pihaknya membuka kemungkinan untuk membangun hingga lima unit RTLH.

“Ini bukan hanya soal rumah, ini soal memberi harapan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” kata Dandim.

Komandan Resor Militer (Danrem) 131/Santiago, Brigjen TNI Martin Susilo Martopo Turnip, yang turut hadir pun menegaskan bahwa TMMD bukan sekadar proyek fisik, melainkan bentuk nyata kemanunggalan TNI dengan rakyat.

“Tugas kami bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga memastikan masyarakat bisa hidup lebih baik,” ujarnya.

Di Balik Tembok yang Kini Kokoh
Bagi keluarga Yusuf-Karim, rumah baru ini bukan sekadar tempat berteduh. Ini adalah simbol harapan, bukti bahwa setelah bertahun-tahun bertahan dalam kesulitan, bantuan akhirnya datang.

“Kami tidak akan lupa kebaikan ini. Terima kasih kepada bapak-bapak TNI yang sudah bekerja keras,” kata Jenab.

Di balik suara palu dan hiruk-pikuk pembangunan, ada kisah tentang kesabaran, perjuangan, dan harapan yang akhirnya menjadi nyata.