Bitung
RS Manembo-nembo Disorot: Viral Insiden Pengusiran Pasien, Kritik dan Harapan Warganet Membanjiri Media Sosial

BITUNG, PANTAU24.COM–Insiden terkait pasien bernama Verawati yang diduga mendapat perlakuan tidak menyenangkan hingga “diusir” saat berobat di IGD RS Manembo-nembo telah menciptakan gelombang kritik terhadap pelayanan rumah sakit tersebut.
Kejadian ini menjadi viral di media sosial, memicu diskusi hangat di kalangan warganet yang turut membagikan pengalaman mereka, baik positif maupun negatif, mengenai layanan di fasilitas kesehatan itu.
Gelombang Keluhan dari Warganet
Ribuan komentar membanjiri pemberitaan insiden ini, dengan sebagian besar warganet menyampaikan keluhan serupa terkait buruknya pelayanan di RS Manembo-nembo.
Masalah yang paling sering diungkap adalah kurangnya fasilitas pendukung di ruang IGD dan sikap tidak ramah dari sejumlah petugas medis.
Beberapa warganet berbagi pengalaman mengecewakan. Misalnya, akun Sutrisno Hadi menyoroti minimnya infrastruktur di IGD, seperti kurangnya ranjang dan ruangan yang memadai.
Hal serupa diungkapkan oleh Jeny Rulalan, yang menyebutkan bahwa pasien bayi terpaksa tidur di atas tempat duduk karena tidak tersedia ranjang kosong.
Keluhan lain datang dari akun Jevindri Abigael, yang mengaku dalam kondisi sakit parah, namun malah dipersulit dengan prosedur administrasi yang seharusnya bisa dilakukan setelah pasien mendapatkan pertolongan pertama.
“Padahal saya sudah menyerahkan KTP, tapi petugas justru sibuk bertanya ini-itu sebelum saya bisa berbaring. Saat saya mencoba mencari tempat untuk beristirahat, saya malah ditegur tidak sopan,” keluhnya.
Isu diskriminasi terhadap pasien BPJS juga muncul dalam komentar warganet. Akun Ang, misalnya, mengungkapkan bahwa pelayanan terhadap pasien BPJS sering kali kurang maksimal.
“Banyak pasien BPJS yang tidak ditangani dengan baik. Ini harus segera diubah agar tidak ada lagi diskriminasi,” tegasnya.
Suara Positif yang Kontras
Di tengah gelombang kritik, beberapa warganet justru menyampaikan apresiasi atas pelayanan yang mereka terima di RS Manembo-nembo. Akun Ria Anjelina Serang berbagi pengalaman positifnya,.
“Saya beberapa kali masuk IGD dan langsung ditangani dengan baik, meskipun saya hanya menggunakan BPJS. Dokter dan perawatnya sangat profesional.”
Mixel Pangalila Sorongan juga memuji ketanggapan petugas medis meski kondisi rumah sakit sibuk, bahkan di tengah malam.
“Saya pernah membawa anak dan kerabat saya dalam kondisi darurat, dan pelayanan mereka selalu memuaskan,” tulisnya.
Saran dan Harapan Warganet
Meski beragam pengalaman diutarakan, mayoritas warganet sepakat bahwa insiden ini seharusnya menjadi momentum bagi RS Manembo-nembo untuk berbenah.
Saran-saran konstruktif pun disampaikan, seperti penambahan fasilitas dan ruang IGD, yang diusulkan oleh akun Revan Manansang. Ia menyoroti masih adanya lahan kosong yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas kapasitas IGD.
Selain itu, banyak yang mengingatkan pentingnya komunikasi yang baik antara petugas medis dan pasien.
“Pasien datang karena sakit, dan komunikasi yang buruk hanya akan memperparah situasi. Perawat dan petugas medis harus dilatih untuk lebih ramah dan profesional,” tulis Djh Mahritha.
Tantangan dan Tanggung Jawab Rumah Sakit
Kasus ini seharusnya menjadi refleksi bagi RS Manembo-nembo, yang diharapkan dapat memperbaiki berbagai aspek pelayanan, mulai dari peningkatan fasilitas hingga evaluasi terhadap etika dan kinerja petugas medis.
Sebagai rumah sakit rujukan di Kota Bitung, RS Manembo-nembo memiliki tanggung jawab besar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi, terutama terhadap pasien BPJS.
Direktur RS Manembo-nembo, dr. Chally Tirayoh, diharapkan segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi persoalan ini.
Perbaikan tidak hanya penting untuk memulihkan citra rumah sakit, tetapi juga untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang.
Insiden ini juga menjadi pengingat bagi rumah sakit lain di Sulawesi Utara agar lebih serius dalam memperhatikan kebutuhan pasien dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Pada akhirnya, pelayanan kesehatan bukan sekadar soal fasilitas, tetapi juga bagaimana pihak rumah sakit memperlakukan pasien dengan rasa empati dan profesionalisme.
Kejadian ini harus menjadi loncatan untuk reformasi yang lebih baik di sektor kesehatan, bukan hanya di RS Manembo-nembo, tetapi juga di fasilitas kesehatan lainnya.

You must be logged in to post a comment Login