Presiden Prabowo Subianto, menggelar retret bagi jajaran menterinya, Jumat (25/10), di Akademi Militer Magelang di Lembah Tidar, Jawa Tengah. Jajaran Kabinet Merah Putih tersebut tampak mengenakan seragam loreng, tinggal di tenda, dan berlatih baris-berbaris.
Prabowo, mantan jenderal berusia 73 tahun, menjadi presiden ke-8 Indonesia. Ia berjanji untuk memperkuat pertahanan dalam negeri dan memerangi korupsi.
Prabowo, yang diduga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia pada masa pemerintahan Suharto di akhir 1990-an, memerintahkan diadakannya retret untuk melatih dan menyatukan para menteri sebelum memimpin pemerintahan.
“Kegiatan diawali dengan latihan bersama, yang dipimpin oleh pelatih dari Akademi Militer di Magelang. Setelah latihan selama 30 menit, agenda dilanjutkan dengan latihan berbaris,” kata juru bicara kepresidenan, Hasan Nasbi.
“Yang mengejutkan adalah ketika anggota kabinet tiba di lapangan, Presiden Prabowo Subianto adalah yang pertama tiba. Presiden Prabowo memberi contoh sebagai pemimpin yang disiplin,” ujarnya.
Foto-foto di media sosial menunjukkan Prabowo dan para menterinya mengenakan seragam loreng.
“Kita harus bergerak seirama dengan tujuan yang sama. Pemerintah itu tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan sebagai tim,”,” kata Prabowo kepada para menteri, menurut kantor berita Antara.
Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan mantan ketua klub sepak bola Inter Milan, mengunggah video saat ia berada di Akmil dan pesawat hercules yang membawa jajaran kabinet ke Magelang.
“Belajar membuat konten dari para ahli,” tulisnya di Instagram, memperlihatkan dirinya tertawa bersama para menteri lainnya.
Raffi Ahmad, selebritas yang ditunjuk sebagai salah satu utusan khusus Presiden Prabowo, mengungkapkan di platform Instagram yang diikuti oleh 76 juta pengikutnya bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju Akademi Militer, di mana Prabowo berupaya “menciptakan kerja sama tim yang baik.”
Para aktivis hak asasi manusia merasa khawatir bahwa Prabowo dan rekan-rekannya, termasuk Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin—yang juga terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia pada era Suharto—dapat kembali memperkuat peran militer dalam sistem demokrasi sekuler di Tanah Air. [es/ah]
You must be logged in to post a comment Login