Bitung
Jangan Pilih Pemimpin Seperti Membeli ‘Kucing Dalam Karung’ Erwin Wurangian: Silahkan Masyarakat Menilai

BITUNG, PANTAU24.COM–Memilih pemimpin jangan asal pilih seperti membeli ‘Kucing dalam karung’. Hal tersebut disampaikan paslon Pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Geraldi Mantiri-Erwin Wurangian (GM-WIN) saat kampanye di Kelurahan Girian Bawah, Kecamatan Girian, Rabu (16/10/2024).
“Pilkada Kota Bitung hanya digelar lima tahun dalam sekali. Makanya masyarakat jangan sampai salah pilih seperti membeli ‘kucing dalam karung’. Agar tidak salah pilih yang harus dilakukan silahkan uji dan nilai kwalitas calon pemimpin itu. Mulai dari penyampaian program dan visi-misi sampai dengan turun langsung mencari tahu apa permasalahan warga dan bagaimana calon pemimpin itu mencarikan solusi atau jalan keluarnya,” ujar calon Wakil Wali Kota Bitung, Erwin Wurangian.
Selain itu lanjut Politis Golkar ini. Masyarakat harus mampu mencerna dan memahami apa yang disampaikan calon pemimpin. Apakah kata Erwin yamg disampaikan masuk akal atau tidak.
“Silahkan nilai bagaimana dia berbicara. ‘Jangan sampe cuma towo mar sadap da dengar (Jangan sampai hanya akal-akalan saja atau kebohongan tapi sangat enak didengar). Dengarkan program mereka masuk akal atau tidak,” ujar Erwin.
Mantan Ketua Komisi II DPRD Bitung ini juga menyampaikan, menjadi seorang pemimpin public speaking harus bagus.
“Bagaimana mungkin bisa meloby ke pemerintah Pusat kalau tidak tahu berbicara dengan baik. Calon pemimpin harus pintar mengemas penyampaian yang menarik. Sehingga apa yang disampaikan bisa dipahami dan orang yang mendengarkan juga tertarik,” katanya.
Erwin yang juga mantan anggota DPRD Bitung tiga periode ini juga mengatakan, calon pemimpin yang harus dipilih yakni, orang yang tahu persis dan paham soal anggaran dalam pemerintahan.
“Bagaimana mau kelolah pemerintahan kalau sumber pendapatan anggaran atau cara mengelola anggaran saja tidak paham. Makanya jangan mau masyarakat sampai dibodohi dengan program-program tidak masuk akal,” pintanya.
Bukan hanya itu, Erwin juga menyentil soal kecerdasan intelektual yang tidak bisa didapatkan secara cepat atau instan hanya dalam waktu semalam.
Menurutnya, memiliki kecerdasan intelektual, seseorang butuh waktu yang sangat panjang.
“Dan pasti harus melewati berbagai pengalaman-pengalaman yang pernah dilakukan atau dikerjakan. Kalau calon pemimpin tidak punya pengalaman dan tidak tahu kerja bagaimana mungkin bisa mempunyai konsep yang matang dari segi pemikiran atau intelektualnya,” tuturnya.
Erwin menambahkan, terdapat perbedaan menjadi seorang pengusaha dengan wali kota. Kalau pengusaha kata Erwin, dengan modal sedikit tapi bisa mendapatakan untung banyak dengan cara memonopoli bisnis di suatu daerah.
“Sedangkan pemimpin atau wali kota dan wakil wali kota adalah bagaimana mengatur anggaran melalui APBD. Bisa saja diatur, pajaknya dan retribusi naik tapi masyarakat mati buat apa. Makanya jika kami dipilih untuk memimpin ke depan, program pemerintah yang masih kurang kita evaluasi namun jika program sekarang bagus, kita lanjutkan bahkan ditingkatkan. Mau jadi apa Kota Bitung jika dipimpin oleh orang yang tidak mengerti pemerintahan. Mungkin jika jadi pengusaha bagus tapi menjadi pemimpin kota public speakingnya harus bagus,” pungkasnya.

You must be logged in to post a comment Login