Connect with us

SULUT

Meski masih mengungsi, warga Tagulandang terlihat mulai berjualan kembali

Published

on

SITARO, PANTAU24.COM – Setelah PVMBG mengeluarkan pemberitahuan penurunan status gunung api Ruang menjadi Level II “Waspada”, kini warga di pulau Tagulandang sudah terlihat beraktivitas seperti biasa khususnya berjualan di pasar Enam Enam Tagulandang, pada hari Jumat (24/5).

Selvi Goha (40), salah satu penjual ikan di pasar Enam Enam, Tagulandang, menjelaskan bahwa sudah sejak dua minggu ia mulai berjualan kembali setelah erupsi terakhir pada 30 April 2024.

“Karena ikan kan masyarakat butuh, banyak dicari orang-orang apalagi pengungsi. Jadi kalau dihitung sudah sejak dua minggu lalu saya mulai berjualan,” ungkap Selvi.

Selvi merupakan warga asli Tagulandang yang memilih untuk tetap tinggal, meski sudah banyak warga yang memilih keluar untuk mengungsi.

Fakta menarik dan bermanfaat
Selvi Goha (40), sebelah kanan.

Selvi Goha (40), sebelah kanan.

Ia dan beberapa warga lainnya kemudian memutuskan hingga kini untuk belum tinggal menetap dirumahnya, dan memilih mengungsi tepatnya di gereja pantekosta, kampung Boto, Tagulandang.

“Kalau siang saya balik ke rumah untuk masak, tapi kalau malam saya juga kembali lagi mengungsi di gereja pantekosta, di kampung Boto,” ucap Selvi.

Keputusan ini ia ambil karena tempat tinggal miliknya masih rusak, terutama pada bagian atap rumah yang memang sudah banyak lobangnya.

“Rusak, rumah seng semua atap bocor. Barang-barang juga banyak yang basah, jadi kami coba lem sedikit-sedikit. Jadi, karena situasi ini malam kami ke pengungsian,” jelas Selvi.

Meski sebelumnya warga akhirnya banyak mengungsi ke luar Tagulandang, Selvi lebih memilih untuk tetap di tempat. Ia tidak ingin meninggalkan rumah dan hewan peliharaan miliknya.

Seskeni Launde (43), yang juga merupakan warga asli Tagulandang ini pun terlihat sudah kembali berjualan, ketika ditemui langsung oleh zonautara.com pada Sabtu 25 Mei 2024.

Seskeni Launde (43), sebelah kiri, (Foto: PANTAU24.COM/GittaWaloni).

Seskeni sendiri harus menemupuh perjalanan satu jam dari rumahnya di kampung WO, Tagulandang utara ke pasar Enam Enam di Balehumara, Tagulandang.

Bagi Seskeni, untuk bisa berjualan seperti ini tentu ada perasaan khawatir. Namun, ia tak punya pilihan lain, kebutuhan hidup sehari-hari juga bergantung dari hasil jualannya.

“Rasa khawatir ada pasti, tapi tidak ada pilihan lain juga. Yang penting ada uang untuk beli ikan dan kebutuhan hari-hari,” jelas Seskeni.

Situasi pulau Tagulandang yang saat ini masih banyak ditinggalkan warganya untuk menungsi membuat situasi pasar memang terlihat belum pulih sepenuhnya.

Seskeni dan beberapa warga penjual lainnya pun lebih memilih untuk pulang lebih awal, dari rasa antisipasi terhadap aktivitas gunung ditambah juga dampak kurangnya warga yang berbelanja di pasar saat ini.

“Berjualan cuman sampai jam 3, antisipasi gunung juga. apalagi orang yang berbelanja sekarang juga kurang,” ujar Seskeni.

Saat ini pemerintah Sitaro kembali memperpanjang masa tanggap darurat bencana erupsi gunung api ruang selama 14 hari kedepan, melalui rapat evaluasi pada Sabtu 25 Mei 2024.

Setelah sebelumnya sudah adanya penetapan masa tanggap darurat dari pemerintah sebanyak dua kali sejak 16 April sampai berakhir pada 27 Mei 2024.

Hingga saat ini berdasarkan data pemerintah Sitaro, setidaknya ada sebanyak 2.223 warga yang masih menungsi di pulau Tagulandang dan 3.955 warga Tagulandang lainnya berada di luar daerah.

Pemerintah juga menghimbau bagi warga untuk tidak atau dilarang beraktifitas di radius berbahaya 2 kilometer dari gunung api Ruang.


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply