Pemerintah Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan terhadap Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil dan menyebut Israel bertanggung jawab terhadap serangan tersebut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan hal tersebut, Senin (20/11) sore dari Beijing, China. Retno sedang melangsungkan pertemuan dengan beberapa menteri luar negeri untuk menggalang dukungan penghentian aksi kekerasan di Gaza.
Dalam siaran pers virtual, Retno mengatakan “pemerintah Indonesia mengutuk sekeras-kerasnya serangan Israel terhadap RS Indonesia itu,” dan bahwa “serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional.” Ia mendesak semua negara, “terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya.”
MER-C Konfirmasi Serangan Israel, Sedikitnya 8 Tewas, 2 Luka Kritis
Sebelumnya pada Senin pagi, MER-C, yang mengelola kebutuhan dan pelayanan medis Rumah Sakit Indonesia di Gaza, membenarkan serangan Israel terhadap fasilitas kesehatan itu. Dalam siaran langsung MER-C di platform media sosial Instagram dan X – yang dulu dikenal sebagai Twitter – Manajer Pembangunan RSI di Gaza Nur Ikhwan Abadi menunjukkan siaran langsung Al Jazeera yang sedang memperlihatkan situasi di Rumah Sakit Indonesia yang masih terus diserang Israel.
“Ini tepat berada di depan RS Indonesia, hanya sekitar 50 meter dari pintu rumah sakit. Lihat ini tank-tank Israel yang melakukan serangan ke arah rumah sakit dan mengenai lantai tiga RS Indonesia, tepat di ruangan di mana ada beberapa pasien sedang dirawat,” ujar Nur Ikhwan saat menjelaskan video yang dirilis stasiun televisi Qatar itu.
“Sejauh ini korban tewas mencapai delapan orang, dua dokter luka-luka. Ini salah seorang syuhada yang diserang ketika sedang dirawat. Ia syahid. Ia belum dapat dievakuasi,” tambahnya, seraya memaparkan bahwa pasien yang ada di lantai empat dan lantai tiga saat ini dievakuasi ke lantai dasar.
Beberapa kali Nur Ikhwan menegaskan bahwa pihaknya masih belum dapat menghubungi langsung mereka yang berada di RS Indonesia. “Upaya mengontak RS Indonesia sejak dua jam lalu, masih belum berhasil,” ujarnya. Ditambahkannya, hingga saat ini belum mengetahui nasib tiga warga negara Indonesia – Farid, Fikri dan Reza – yang memang sudah tidak dapat dikontak lagi sejak satu minggu lalu.
Menlu RI Kontak Beberapa Badan Dunia
Dalam keterangan pers pada Senin sore, Retno juga menyampaikan bahwa pihaknya “masih hilang kontak dengan tiga WNI yang menjadi relawan di RS Indonesia.” Ia mengatakan telah menghubungi UNRWA, WHO, dan Palang Merah Internasional untuk mengetahui situasi di RS Indonesia itu, tetapi tidak satu organisasi pun dapat mengontak siapa pun di lokasi tersebut.
“Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak, guna memperoleh informasi terkait RS Indonesia dan keselamatan tiga WNI kita itu,” tegas Retno, yang juga melakukan koordinasi dengan MER-C di Jakarta secara terus menerus.
Retno sedang berada di Beijing untuk melangsungkan pertemuan dengan menteri luar negeri Yordania, Arab Saudi, Mesir, Palestina dan sekjen OKI guna “menggalang dukungan – terutama negara-negara anggota tetap DK PBB – agar dapat segera melakukan gencatan senjata,” serta masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Galang Dukungan Untuk Gencatan Senjata, Retno Terbang ke Beijing dan Moskow
Kunjungan dan pertemuan beberapa Menlu OKI ini adalah tindak lanjut Paragraf 11 dari Resolusi KTT Luar Biasa OKI-Liga Arab di Riyadh pada 11 November lalu.
China merupakan presidensi Dewan Keamanan PBB pada November ini.
Retno bersama para menteri luar negeri negara-negara anggota OKI tersebut akan terbang ke Moskow pada Selasa (21/11) untuk kembali menggalang dukungan guna mencapai tujuan yang sama.
Menurut rencana, pertemuan menteri luar negeri di Dewan Keamanan PBB akan kembali dilangsungkan pada November ini untuk membahas memburuknya konflik Israel-Hamas. [em/ka]
You must be logged in to post a comment Login