Bolsel
Begini Penjelasan Dispora Bolsel Usai Dikritik Ketua KPMIBMS

BOLSEL, PANTAU24.COM-Baru-baru ini, Ketua Kerukunan Pelajar Mahasiswa Bolaang Mongondow Selatan (KPMIBMS), Cakra Wahyudi Ente mengkritik Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) kabupaten Bolsel.
Menurut Cakra, tugas dan fungsi Dispora Bolsel seyogianya tidak sekadar menyeleksi Paskibaraka, melainkan lebih dari itu, di mana harus melahirkan program lainnya yang menyentuh pembangunan sumber daya pemuda maupun olahraga di daerah tersebut.
“Kami memantau Dispora Bolsel tiap tahunnya hanya berfokus dalam menata satu program tahunan mereka, yaitu rangkaian Paskibraka dalam perhelatan setiap tanggal 17 Agustus,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas (Kadis) Pemuda dan Olahraga (Dispora) Bolsel, Sumitro Paidiko mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh ketua KPMIBMS tersebut merupakan sesuatu yang sangat wajar. Sebab menurutnya, sudah menjadi kewajiban bagi mahasiswa atau bahkan masyarakat untuk mengkritik pelayan publik.
Bukanya tersinggung, Sumitro malah melihat kritikan tersebut sebagai sebuah motivasi untuk pembenahan. Bahkan dirinya merasa bangga dengan apa yang dilakukan oleh mahasiswa terlebih pemuda seperti Cakra selaku ketua KPMIBMS.
Menurutnya, apa yang dicita-citakan oleh Dispora Bolsel untuk menghasilkan pemuda-pemudi yang kritis guna peningkatan SDM sudah membuahkan hasil, sebab pemuda-pemudi mulai memahami peran mahasiswa dan pemuda.
Sumitro mengaku, pihaknya tidak anti kritik, namun etisnya kritikan itu harus didukung oleh data-data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, tidak sekadar asal-asalan ketika mengemukakan suatu pendapat.
“Kami tidak anti kritik. Namun ketika mengkritik juga harus punya dasar yang kuat dan mampu dipertanggungjawabkan. Atau, bisa langsung datang ke sini, ke kantor kami, berdiskusi dan saling memberi masukan. Ini kan mereka tidak mencari tahu lebih dalam terkait program serta anggaran yang ada di Dispora,” ujarnya, ketika dikonfirmasi awak media, Senin, 11 April 2022.
Kadis mengatakan, walaupun baru menjabat belum lama ini, namun dirinya selalu mengikuti perkembangan Dispora, karena selain ASN dirinya juga sebagai pelatih sepak bola Bolsel FC.
Misalnya dalam kegiatan sepak bola tahun 2021 kemarin, Bolsel FC berhasil menjadi finalis dalam Piala Soeratin zona Sulawesi Utara (Sulut) di 3 kelompok umur yang berbeda dan semifinalis dalam liga 3 zona sulut.
Dengan hasil yang didapat itu, tak sedikit pemuda yang termotivasi untuk mengembangkan bakatnya di bidang sepak bola, bahkan ada salah satu pemain Bolsel yang dikontrak tim sekelas Persmin Minahasa untuk berlaga pada Liga 3 Nasional.
“Waktu itu, saya terlibat langsung dengan pengembangan potensi pemuda di bidang olahraga yaitu sepak bola, karena saya pelatih kepala tim Bolsel FC. Ada sekitar 100 orang pemuda yang saya latih dan didik sesuai dengan bakatnya,” ungkap Sumitro.
“Jadi saya kira dengan menyebut Dispora Bolsel tidak ada kegiatan, justru ini pandangan yang sangat keliru, karena saya terlibat langsung disitu,” sahutnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pemuda Dispora Bolsel, Nurlaila Gobel mengatakan, khusus untuk tahun pandemi, yaitu tahun 2019-2021, sebenarnya Dispora memiliki banyak program kepemudaan yang telah diusulkan ke pemerintah daerah, akan tetapi karena di tahun yang sama pandemi Covid-19 mulai merebak, maka anggaran yang sebelumnya direncanakan itu harus dialihkan untuk menangani bencana non alam tersebut.
“Kami ini adalah orang lapangan. Siapa yang tidak suka dengan program. Tahun 2020 kami sudah ajukan. Dan itu telah tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA). Hanya karena ada refocusing anggaran yang diperuntukkan untuk penanganan Covid-19, maka kami tidak bisa berbuat apa-apa. Dan saya kira, kondisi ini tidak hanya terjadi di Bolsel, tapi di seluruh daerah di Indonesia,” tegasnya.
Program kepemudaan tahun 2020 yang pada akhirnya tidak jadi dilaksanakan itu, kata Nurlaila, adalah pertukaran pemuda daerah, sosialisasi wirausaha pemuda produktif, kegiatan pramuka hingga jambore pemuda.
“Jadi istilahnya bukan tidak ada program, namun tertunda karena pandemi. Programnya ada, karena setiap tahun kami selalu mengusulkan, tapi disaat pembahasan langsung dipangkas. Yang tersisa sekarang hanyalah program Paskibraka,” ujarnya.
Menurutnya, tidak etis ketika sekelas mahasiswa yang punya pemahaman dan pola pikir yang cukup, melihat sebuah persoalan tidak secara keseluruhan, apalagi dengan kondisi daerah yang saat ini sedang mengalami refocusing anggaran.
“Saya rasa ini juga yang harus diperhatikan oleh kita semua, melihat persoalan itu bukan hanya sekadar melihat dan mengkritik, namun harus memperhatikan juga proses pengajuan program hingga penganggaran,” jelasnya.
Disisi lain, Sakina Hasan, Kepala Bidang Olah raga Dispora Bolsel, menambahkan bahwa sebelum ada pandemi Covid-19 pihaknya sudah melaksanakan beragam kegiatan antara lain open tournament, lari maraton, tinju, jambore pemuda dan lain sebagainya.
“Tahun ini kami juga sedang mengusahakan untuk bisa mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang akan dilaksanakan akhir tahun ini. Kami akan mengusahakan untuk menganggarkanya di pembahasan APBD-P,” ujarnya.
Sakina mengaku, sebelum pandemi, bidang olehraga pernah mengelola anggaran sekitar 2,4 miliar rupiah, namun setelah pandemi pihaknya hanya mengelola anggaran sekitar Rp200 juta.
“InsyaAllah ketika semuanya sudah stabil, kami akan melakukan upaya untuk mengusulkan kembali program-program yang sempat tertunda akibat pandemi,” pungkasnya.

You must be logged in to post a comment Login