Bolmong
Upacara Keagamaan di Tengah Pandemi Covid-19
Tak nampak kemeriahan dan suasana ramai seperti biasanya. Umat yang hadir dibatasi. Serta diwajibkan mematuhi prokol kesehatan. Terutama memakai masker dan sebisa mungkin menjaga jarak. Pandemi Covid-19 penyebabnya.
BOLMONG, PANTAU24.COM-Umat Hindu di wilayah Mopugad bersatu, menggelar upacara Tawur Agung Kesanga yang dipusatkan di tugu patung Catur Muka Desa Mopugad, Kecamatan Dumoga Utara.
Upacara Tawur Agung Kesanga merupakan rangkaian persembahyangan menyambut Hari Raya Nyepi.
Upacara ini berdasarkan pada konsep ajaran Tri Hita Karana, yakni menyelaraskan hubungan dengan tiga elemen, manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta.
“Tawur Agung Kesanga sendiri bertujuan untuk membersihkan alam semesta dan menetralisir sifat-sifat jahat agar menjadi lebih baik sebelum Nyepi, yakni dimana keesokan harinya umat akan melaksanakan Tapa Brata penyepian,” kata Katua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mopugad, I Nengah Puji.
Tak nampak kemeriahan dan suasana ramai seperti biasanya. Umat yang hadir dibatasi. Serta diwajibkan mematuhi prokol kesehatan. Terutama memakai masker dan sebisa mungkin menjaga jarak. Pandemi Covid-19 penyebabnya.
“Ditambah ada imbauan dari pemerintah untuk tak terlalu berkerumun, termasuk saat beribadat. Hari Raya Nyepi kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar di tengah pandemi Covid-19,” sahutnya.
Setelah Tawur Agung Kesanga dilaksanakan, umat Hindu sendiri diharuskan melaksanakan empat kewajiban yang tak boleh ditinggalkan selama Nyepi, yaitu Amati Geni (tidak boleh menyalakan api), Amati Lelanguan (tidak boleh bersenang-senang), Amati Lelungan (tidak boleh bepergian), dan Amati Karya (tidak boleh bekerja).
Dalam situasi pandemi Covid-19 ini umat turut memanjatkan doa khusus, yakni agar pandemi segera berakhir dan kehidupan yang normal bisa segera kembali dijalani.
Umat Hindu berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, agar kedepan berbagai rangkaian upacara menjelang Hari Raya Nyepi bisa dilaksanakan dengan normal kembali.
“Termasuk kegiatan lomba ogoh-ogoh antar kelompok atau antar banjar yang sudah menjadi agenda rutin tahunan bisa digelar kembali,” harapnya.
|Penulis: Marsal Datundugon
You must be logged in to post a comment Login