Connect with us

PERISTIWA

2 Bulan Terakhir, Sudah 43 Dokter di Jawa Tengah Meninggal

Sekretaris IDI Cabang Kota Semarang Sigid Kirana menyebutkan, angka kematian dokter tersebut tercatat sejak 24 Juni hingga 30 Juli 2021.

Published

on

PANTAU24.COM-Seiring lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Tengah juga membuat jumlah dokter yang gugur ikut bertambah. Selama kurun waktu dua bulan terakhir tercatat ada 43 dokter meninggal dunia di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Sekretaris IDI Cabang Kota Semarang Sigid Kirana menyebutkan, angka kematian dokter tersebut tercatat sejak 24 Juni hingga 30 Juli 2021.

“Jumlah kematian tersebut meningkat setelah ada second wave. Di Kota Semarang sendiri ada 12 dokter meninggal dunia. Salah satunya ada guru besar dari perguruan tinggi,” jelasnya dikutip Kompas.com, Jumat, 30 Juli 2021.

Dokter yang meninggal dunia sebagian besar merupakan dokter yang masih aktif berpraktik seperti dokter spesialis dan dokter umum.
“Kalau kasus meningkat otomatis risiko dokter bertemu pasien juga meningkat. Jadi dokter yang terpapar juga semakin banyak. Sempat menurun tapi naik lagi setelah ada lonjakan kasus,” katanya.

Sekretaris Tim Mitigasi IDI Wilayah Jawa Tengah ini mengatakan, sejak awal pandemi jumlah dokter yang terpapar Covid-19 ada sekitar 800-an orang.

“Kebanyakan yang terpapar sebagian besar dokter umum. Jumlahnya naik setelah libur Lebaran,” ungkapnya.

Fakta menarik dan bermanfaat

Di Kota Semarang, tercatat ada sebanyak 180 dokter yang terpapar Covid-19 hingga Juli 2021. Dari jumlah tersebut, sekitar 90 persennya sudah dinyatakan sembuh.

“Mereka sebagian besar isolasi mandiri di rumah atau tempat isolasi yang difasilitasi oleh rumah sakit. Ada juga di rumah dinas wali kota dan Hotel Kesambi Hijau khusus nakes. Tapi masih ada yang masih dirawat,” ujarnya.

Sigid berharap kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar jumlah kasus Covid-19 menurun. Selain itu, IDI Jawa Tengah terus berupaya menyosialisasi kepada para dokter sebagai garda terakhir penanganan Covid-19 untuk memperketat prokes.

“Selama jumlah masyarakat yang terpapar masih cukup tinggi dokter akan tetap sangat riskan. Karena bagaimanapun juga dokter tidak mungkin menghindar untuk bertemu pasien. Kami berharap masyarakat dapat mematuhi prokes karena garda terdepan itu sebenarnya masyarakat,” ungkapnya.

Ketua IDI Cabang Kota Semarang, Elang Sumambar meminta dukungan dari masyarakat untuk menekan angka penularan Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan ketat.

“Kita sama-sama ayo mematuhi 5 M. Lebih ekstra lagi prokesnya. Jadi bukan hanya bicara dokter saja tapi seluruh lapisan masyarakatnya untuk mengikuti aturan pemerintah,” kata Elang.

Selain itu, program vaksinasi juga dapat membantu melindungi masyarakat rentan supaya penularan tidak semakin parah. Elang berharap masyarakat mematuhi aturan dari pemerintah terkait vaksin dan tidak percaya hoaks.

“Saya pikir vaksinasi penting, percepatan juga harus dilakukan. Jadi tidak ada hoaks lagi terkait vaksin agar tidak memperparah,” ujarnya.

|Sumber: Kompas.com