Bolmong
Kemenkes Hentikan Sementara Vaksin AstraZeneca, Bolmong Sudah Habiskan 1.200 Dosis
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bolmong Yusuf Detu, jumlah tersebut sudah disuntikkan kepada sebagian tenaga pendidik (guru), pekerja di Waduk Pindol dan karyawan PT Conch North Sulawesi Cement.

BOLMONG, PANTAU24.COM-Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca di Indonesia. Vaksin dimaksud adalah AstraZeneca dengan kode kumpulan produksi (bacth) CTMAV547.
Dilansir dari sehatnegeriku.kemkes.go.id, hanya Batch CTMAV547 yang dihentikan sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua minggu.
Tercatat, Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852,000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada tanggal 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
Batch ini sudah didistribusikan untuk TNI dan sebagian ke DKI Jakarta dan Sulawesi Utara. Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu.
“Ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoax yang beredar. Masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, dr Steaven Dandel menyebut bahwa Sulut kebagian sebanyak 215 ribu dosis vaksin AstraZeneca. Dari jumlah 215 ribu dosis AstraZeneca tersebut, terdapat 163 ribu yang merupakan bacth CTMAV547.
“Sudah ada 20 ribu lebih dosis yang terpakai,” jelas Dandel, Minggu (16/5/2021) dikutip dari Zonautara.com.
Menurut Dandel, bagi penerima vaksinasi yang telah disuntikkan dengan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 pada tahap satu, tidak ada masalah dengan penghentian sementara penggunaan vaksin ini.
“Nanti disuntik dengan bacth lain pada tahap dua,” jelas Dandel.
Di sisi lain, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) merupakan salah satu daerah di Sulut yang telah menerima dan menggunakan vaksin AstraZeneca. Sejauh ini, totalnya mencapai 1.200 dosis.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bolmong, Yusuf Detu, jumlah tersebut sudah disuntikkan kepada sebagian tenaga pendidik (guru), pekerja di Waduk Pindol dan karyawan PT Conch North Sulawesi Cement.
Beruntung, kata dia, dari total 1.200 dosis vaksin AstraZeneca yang masuk di Bolmong, tak ada satupun batch CTMAV547.
“Sudah kita cek, dan Alhamdulillah tidak ada batch CTMAV547 yang masuk di Bolmong. Dan itu sudah kita laporkan ke Provinsi,” kata Yusuf, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Senin 17 Mei 2021.
Uji toksisitas dan sterilitas
Penghentian sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca bacth CTMAV547 itu menurut Kemenkes, untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh BPOM adalah bentuk upaya kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.
Adapun terkait dengan laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius yang diduga berkaitan dengan AstraZeneca Batch CTMAV547, Komnas KIPI telah merekomendasikan BPOM untuk melakukan uji sterilitas dan toksisitas terhadap Kelompok tersebut dikarenakan tidak cukup data untuk menegakkan diagnosis penyebab dan klasifikasi dari KIPI yang dimaksud.
“Ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoax yang beredar. Masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi.
“Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan dikarenakan vaksinasi Covid-19 membawa manfaat lebih besar,” tambah beliau.
Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya.

You must be logged in to post a comment Login