Connect with us

PERISTIWA

Hari Kedua Kudeta, Militer Myanmar Duduki Yangon

Pihak tentara menuduh ada kecurangan dalam pemilu Myanmar pada November 2020 lalu, yang dimenangi NLD secara telak.

Published

on

Militer Myanmar membuat blokade dengan memarkir sejumlah kendaraan bersenjata, di jalan menuju gedung parlemen pada Selasa (2/2/2021) di Naypyidaw, ibu kota Myanmar.(AP PHOTO)

PANTAU24.COM-Militer Myanmar melancarkan kudeta pada Senin 1 Februari 2021. Mereka menangkap Suu Kyi dan para pemimpin lainnya dari Partai National League for Democracy (NLD), tepat sebelum parlemen dibuka kembali.

Pihak tentara menuduh ada kecurangan dalam pemilu Myanmar pada November 2020 lalu, yang dimenangi NLD secara telak.

Sehari setelah kudeta militer di Myanmar yang membuat Aung San Suu Kyi ditangkap, kini pada Selasa (2/2/2021), para jenderal Myanmar tampak memegang kendali kuat.

Pengamanan ekstra diterapkan di jalanan Yangon, kota terbesar dan ibu kota komersial Myanmar.

Dikutip dari berbagai sumber, Suu Kyi dan Presiden Myanmar Win Myint ditangkap di ibu kota Naypyidaw pada Senin dini hari, kata juru bicara partai Myo Nyunt kepada AFP sebelum komunikasi terputus.

Fakta menarik dan bermanfaat

Militer Myanmar lalu menutup jalan di sekitar Naypyidaw dengan tentara, truk, dan kendaraan lapis baja. Helikopter juga terbang melintasi kota.

Internet di Myanmar diputus pada siang hari, dan bank sempat tutup sebentar. Namun, Asosiasi Bank Myanmar mengatakan, mereka akan buka lagi pada Selasa (2/2/2021).

Jelang Senin malam, militer tampaknya berhasil melakukan kudeta tanpa perlawanan. NLD masih bungkam sampai sekarang. Mereka mengumumkan akan memegang kekuasaan dalam kondisi darurat di Myanmar selama 12 bulan, dan mengklaim bakal menggelar pemilu baru.

Malam hari itu juga, televisi pemerintah Myanmar mengumumkan pencabutan 24 menteri Suu Kyi dan 11 pengangkatan baru.

Panglima militer yang memimpin kudeta, Jenderal Min Aung Hlaing, yang sekarang memimpin negara meski mantan Jenderal Myint Swe adalah penjabat presiden.

Seorang anggota parlemen dari Partai NLD-nya Suu Kyi mengatakan, kehidupan berjalan seperti biasa di asrama bagi mereka, tetapi kompleksnya seperti pusat penahanan terbuka.

“Kami tidak boleh keluar. Kami sangat khawatir,” katanya dengan meminta namanya tidak disebut karena takut ditindak militer Myanmar.(*)