Connect with us

SULUT

15 proposal riset dari UDK terima pendanaan Kemdiktisaintek

Published

on

PANTAU24.COM – Sebanyak 15 proposal penelitian atau riset dari dosen di Universitas Dumoga Kotamobagu (UDK) terpilih sebagai penerima Hibah Pendanaan Penelitian Kompetitif Nasional melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) tahun 2025.

Pengusulan proposal dalam program pendanaan kompetitif ini dilakukan melalui platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) yang telah berlangsung 10 Maret hingga 7 April 2025.

Program ini berfokus pada beberapa bidang riset, yakni pangan, energi terbarukan, kesehatan (obat), transportasi, rekayasa keteknikan, pertahanan keamanan, kemaritiman, sosial humaniora-pendidikan-seni-budaya, serta bidang riset lainnya.

Fokus riset diharapkan mampu menghadirkan solusi inovatif guna memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan sosial.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto menegaskan, investasi dalam riset dan inovasi merupakan pilar penting bagi Indonesia untuk mencapai status negara maju dan makmur.

“Mewujudkan negara maju hanya dapat dicapai dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta riset dan inovasi yang kuat dalam mendorong pertumbuhan industri di Indonesia,” ujarnya dikutip dari laman resmi Kemdiktisaintek.

Kompetisi sebagai bentuk pengembangan ilmu

Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UDK, Hamdi Gugule menyatakan, keberhasilan ini merupakan satu kebanggan untuk UDK.

Dari 40 dosen tetap di UDK, 30 di antaranya ikut berkompetisi dalam program ini. Kemudian, 15 terpilih sebagai penerima hibah.

“Dari 30 itu, 15 orang yang tembus, dimana 14 orang dengan kategori pemula, dan 1 orang itu proposalnya fundamental. Untuk fundamental itu, kualifikasi penelitiannya sudah lebih tinggi dan kompetisinya sudah lebih ketat,” ujarnya saat dihubungi PANTAU24.com, Selasa (27/05/2025).

Untuk kategori pemula mendapat pendanaan masing-masing Rp50 juta. Sementara untuk kategori fundamental mendapat pendanaan Rp150 juta.

Menurutnya, kompetisi seperti ini merupakan salah satu bentuk pengembangan ilmu bagi para dosen.

“Sehingga diharapkan seluruh dosen tetap di UDK supaya dia dapat mengembangkan ilmu maka dia harus ikut berkompetisi melalui penelitian,” harapnya.

udk

Proyeksi pariwisata hijau di Bolmong

Penelitian yang mendapat pendanaan dalam kategori fundamental adalah proposal yang diajukan oleh Rektor UDK, Muharto.

Saat dihubungi, Muharto menjelaskan, tema besar penelitian tersebut menyangkut proyeksi pariwisata hijau di Kabupaten Bolaang Mongondow dengan judul Strategi Pengembangan Potensi Air Terjun Desa Inuai menjadi Green Destination yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan.

“Penelitian saya itu merancang strategi agar air terjun di Desa Inuai itu bisa menjadi pusat destinasi nasional khususnya di Indonesia Timur,” ucap Muharto.

Menurutnya, air terjun di Desa Inuai punya potensi besar untuk menjadi destinasi pariwisata nasional karena terletak di lintas daerah antara Kotamobagu, Bolaang Mongondow Timur dan Bolaang Mongondow Selatan ke Kota Manado.

Selain menjadi destinasi wisata alam, air terjun Desa Inuai juga diproyeksikan menjadi pusat kuliner dan kerajinan.

“Sehingga mendukung hilirisasi produk-produk lokal unggulan,” bebernya.

Untuk mendukung strategi pengembangan itu, dibutuhkan lahan seluas 1 kilometer persegi di area air terjun.

“Dari titik air terjun kita proyeksikan luasnya 1 kilometer persegi yang harus disterilkan dalam arti akan ditanami pohon-pohon yang berfungsi menjaga kelestarian air terjun,” ujarnya.

Kemudian di area kawasan wisata untuk pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana akan didesain dengan kosep taman.

“Sehingga butuh 5 sampai 10 hektare kawasan itu disterilkan sehingga menjadi kawasan industri wisata, bukan sekedar tempat mandi. Kawasan industri wisata itu artinya terintegrasi dengan kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan olahraga,” terang Muharto.

Pihaknya pun telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dalam hal strategi pengembangan pariwisata hijau di Inuai.

“Mereka sangat mendukung. Jadi kita gunakan pendekatan partisipatif dan kolaboratif. Sehingga masyarakat desa menjadi bagian dari pemilik yang akan menikmati manfaat destinasi wisata nantinya,” pungkasnya.


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply