Connect with us

SULUT

Menyesap waktu di Rumah Kopi Tikala Manado

Published

on

PANTAU24.COM – Manado tak hanya dikenal dengan kuliner lautnya dan keramahtamahan warganya.

Di tengah kesibukan kota yang terus berdenyut, aku menemukan sebuah ruang jeda bernama Rumah Kopi Tikala.

Berlokasi di Jalan Sudirman, Kecamatan Wenang, di antara deretan warung dan lalu lintas yang padat, berdiri sebuah kedai yang menawarkan lebih dari sekadar secangkir kopi.

Rumah Kopi Tikala bukan hanya tempat minum, tapi ruang nostalgia yang telah menjadi bagian dari denyut Kota Manado sejak tahun 1932.

Dengan slogan khasnya, “Mari Jo Ngopi di Rumah Kopi Tikala”, tempat ini seolah mengajak siapa saja untuk meluangkan waktu, melepas penat, dan menikmati cita rasa klasik yang tetap setia sejak dulu.

Begitu melangkah masuk, suasana tempo dulu langsung terasa. Kursi kayu sederhana, dinding penuh cerita, dan pelayan yang menyambut dengan senyum hangat.

Tak ada kemewahan, tapi justru kesederhanaan itulah yang menjadi daya tarik mengikat banyak kenangan dalam diam.

Saat tiba, aku memilih duduk di pojok bersama seorang rekan kerja. Aku, yang tidak terbiasa menikmati kopi, akhirnya ditawari untuk mencicipi secangkir saja.

Setelah berpikir sejenak, aku beranjak dari kursi dan memesan segelas kopi susu seharga Rp15.000. Kopinya disajikan dengan cara klasik, tanpa banyak gaya, namun penuh rasa.

Tidak terlalu manis, juga tidak pahit, tapi memiliki kekuatan rasa yang pekat cocok menemani pagi yang tenang atau sore yang mendung.

Bagi pecinta rasa yang lebih kuat, tersedia juga kopi hitam seharga Rp10.000.

Ada pula pilihan kue basah hanya Rp3.000 per biji, serta roti bakar selai srikaya seharga Rp12.000.

Catatan perjalanan: Menyesap waktu di Rumah Kopi Tikala Manado
Proses menyajikan kopi yang masih secara tradisional di Rumah Kopi Tikala. (Foto: Sajidin Kandoli/PANTAU24.com).

Semua disajikan ala rumahan, dengan racikan yang tak berubah sejak dulu.

Di sinilah kekuatan Rumah Kopi Tikala: menjaga rasa dan tradisi dalam setiap sajian.

Lebih dari sekadar tempat minum kopi, Rumah Kopi Tikala adalah ruang berkumpul lintas generasi.

Dari orang tua yang datang bernostalgia, hingga anak muda yang ingin merasakan nuansa masa lalu.

Tak ada Wi-Fi di sini, tapi percakapan mengalir lancar, dan waktu berjalan lebih lambat seperti memberi ruang untuk benar-benar hadir.

Setiap sudutnya menyimpan cerita. Kopi yang diracik dengan setia, pelanggan yang datang dari hari ke hari, dan suasana yang tak pernah kehilangan pesonanya.

Rumah Kopi Tikala bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang makna tentang bagaimana tempat sederhana bisa menjadi bagian dari perjalanan banyak orang.

Saat aku menyeruput sisa kopi di cangkirku, aku tahu, ini bukan kunjungan terakhirku ke sini.

Karena di Rumah Kopi Tikala, waktu tidak hanya berhenti ia dinikmati.


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply