Connect with us

Bolmong Raya

Bayi Berusia 12 Hari Asal Desa Matayangan Alami Kelainan, Perutnya Terus Membesar

Published

on

Kondisi bayi berusia 12 hari asal Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat yang mengalami kelainan pada bagian perut yang saban hari terus membesar. (foto: istimewa)

BOLMONG, PANTAU24.COM-Denis Tunai, bayi berusia 12 hari asal Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kotamobagu pada Rabu 21 Oktober 2020.

Putra pertama dari pasangan Eman Tunai dan Nurmi Paputungan itu mengalami kelainan pada bagian perut. Kondisi itu terjadi sejak lahir pada 9 Oktober 2020 lalu.

Menurut Muhafid selaku Kepala Puskesmas Doloduo, Kecamatan Dumoga Barat, dari hasil pemeriksaan sementara, bayi Denis mengalami kelainan pada organ dalam tubuh sang bayi sehingga tidak bisa mengeluarkan kotoran dalam perutnya.

Baik itu buang air kecil maupun besar. Juga mengalami infeksi saluran pernafasan.

“Dengan kondisi itu, maka harus dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif,” kata Muhafid saat dihubungi via ponselnya, Rabu 21 Oktober 2020.

Fakta menarik dan bermanfaat

Lebih lanjut, kondisi kesehatan Denis terus menurun. Informasi yang diperoleh pihak puskesmas, bahwa berat badan bayi Dennis saat lahir adalah 4 kilogram. Tetapi terus mengalami penurunan berat badan hingga 3,3 kilogram. Tapi perutnya saban hari terus membesar.

Ia menjelaskan, berdasarkan riwayat kehamilan, berdasarkan pemeriksaan bidan yang bertugas di Desa Matayangan menyebutkan bahwa kondisi bayi dalam perut cukup baik dan normal.

Hanya saja sang ibu sempat mengalami kekurangan produksi hemoglobin (HB). Tapi itu langsung ditangani oleh petugas kesehatan dengan memberikan obat.

Sejak awal hamil, Nurmi Paputungan, ibu dari bayi Denis rutin ditangani oleh tanaga kesehatan (bidan) yang bertugas di Desa Matayangan.
Sayangnya, pada usia kandungan mendekati 9 bulan, kedua orang tua dari bayi tersebut pindah sementara ke Desa Totabuan, Kecamatan Lolak.

“Harusnya masih dua kali diperiksa di Posyandu. Tapi kami dari petugas kesehatan putus komunikasi dengan sang ibu. Sementara,
baik itu kondisi ibu maupun bayi dalam perut itu harusnya diperiksa,” ungkap Muhafid.

Hingga pada akhirnya si ibu melahirkan di Desa Totabuan pada 9 Oktober 2020. Dari pengakuan pihak keluarga, saat proses melahirkan si ibu hanya ditangani oleh biang desa setempat.

“Mereka baru sekitar tiga hari ini kembali ke Matayangan. Dan ternyata kondisi bayi mengalami kelainan,” ujarnya.