SULUT
Kepala BNPB kunjungi Minahasa, bahas penanganan banjir dan solusi permanen


PANTAU24.COM — Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, pada Kamis (11/6/2025).
Kedatangan jenderal TNI bintang tiga yang disambut Bupati Minahasa, Robby Dondokambey itu, untuk meninjau langsung dampak banjir yang masih melanda wilayah sekitar Danau Tondano.
Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk perhatian pemerintah pusat terhadap bencana yang belum mereda dan upaya mencari solusi jangka panjang.
Saat menggelar rapat koordinasi penanggulangan bencana di Kantor Bupati Minahasa, Robby Dondokambey, menjelaskan bahwa banjir disebabkan oleh intensitas hujan yang sangat tinggi, sedimentasi dan penyempitan badan sungai, serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
“Kondisi tersebut menyebabkan air danau meluap secara signifikan dan merendam desa-desa di sekitarnya,” jelas Robby.

Berdasarkan data BPBD Minahasa per 11 Juni 2025, banjir telah menggenangi lima kecamatan dengan cakupan 21 desa dan kelurahan.
Sebanyak 612 kepala keluarga atau 1.113 jiwa terdampak, dengan sebagian warga terpaksa mengungsi dan sebagian lainnya masih bertahan di rumah masing-masing.
Pemerintah Kabupaten Minahasa bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah melakukan evakuasi warga, mendirikan posko dan dapur umum, menyalurkan bantuan logistik, serta melakukan monitoring tinggi muka air dan pengaturan pintu air di wilayah Tonsea Lama.
Namun, menurut Robby, penanganan bencana ini masih sangat membutuhkan sinergi dan bantuan dari pemerintah pusat, terutama dalam hal penyediaan logistik, pembangunan infrastruktur, serta percepatan penanganan dan pemulihan pascabencana.
Ia juga mengusulkan agar BNPB mendorong percepatan normalisasi Danau Tondano sebagai langkah strategis.
Dalam keterangannya, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa hingga pertengahan tahun ini, Indonesia telah mengalami kejadian bencana yang sangat banyak, didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah akibat curah hujan yang tinggi.
Data per 11 Juni 2025, dihitung sejak bulan Januari 2025, Indonesia mengalami 1655 kejadian bencana, termasuk yang terjadi di Kabupaten Minahasa.
Ia mengatakan, meskipun Sulawesi Utara termasuk wilayah yang sering dilanda bencana, baru kali ini Minahasa mengalami bencana banjir besar seperti ini. Karena itu, ia merasa perlu turun langsung ke lokasi untuk mencarikan solusi yang lebih permanen.
“Penanganan bencana harus dilakukan secara terpadu dan melibatkan semua elemen, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, masyarakat, dunia usaha, relawan, dan media,” kata Suharyanto.
Ia juga menyoroti pentingnya penanganan pascabencana dan meminta agar semua pihak tidak hanya berpikir jangka pendek.
Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto sangat memberi perhatian terhadap isu lingkungan, termasuk masalah sampah, yang harus ditangani bersama dan masuk dalam proyek jangka panjang pemerintah pusat.
Lebih lanjut, dia menyampaikan adanya beberapa skema relokasi bagi warga terdampak, antara lain relokasi total dengan dukungan pembangunan rumah dari BNPB di atas lahan yang disiapkan pemerintah daerah, maupun skema relokasi mandiri dengan penyesuaian terhadap kearifan lokal.
“Jangan sampai masyarakat terus-menerus menjadi korban banjir setiap tahun,” ujar Suharyanto.

Merujuk pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diperkirakan berlangsung singkat dan hujan masih akan terus terjadi.
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan mitigasi harus dipercepat untuk meminimalisasi risiko bencana lanjutan di masa mendatang.
***

You must be logged in to post a comment Login