Connect with us

SULUT

Menembus hujan dan jalan berbatu, petugas Puskesmas Tanoyan tak surut layani warga Mengkang

Published

on

PANTAU24.COM — Di bawah guyuran hujan lebat yang membasahi pagi Kecamatan Lolayan, sekelompok petugas kesehatan dari Puskesmas Tanoyan tampak berjalan beriringan.

Hari itu, Kamis 15 Mei 2025. Langkah mereka mantap, meski harus menyusuri jalan yang tergengang air dan berlumpur serta berbatu menuju Balai Desa Mengkang.

Di tangan mereka tergantung perlengkapan medis. Dari timbangan bayi hingga tas berisi obat-obatan. Hari itu, mereka menjalankan tugas mulia: pelayanan Posyandu bagi warga desa terpencil.

Menembus hujan dan jalan berbatu, petugas Puskesmas Tanoyan tak surut layani warga Mengkang
Tampak para petugas menyusuri jalan berlumpur, dan penuh bebatuan sejauh hampir satu kilometer untuk ke Balai Desa Mengkang. (Dok. Puskesmas Tanoyan)

Yang menarik, mereka tak mengenakan seragam putih seperti yang lazim dipakai tenaga kesehatan. Kali ini, mereka kompak mengenakan baju batik dengan motif beragam, seolah membawa warna tersendiri di tengah cuaca yang muram.

Dipimpin langsung Kepala Puskesmas Tanoyan, Herlian Mokorimban, para petugas (sebagian besar perempuan) menunjukkan dedikasi yang tak main-main.

Untuk sampai ke Mengkang, mereka harus menyeberangi sebuah jembatan gantung tua — satu-satunya akses penghubung ke desa itu sejak jembatan permanen ambruk diterjang banjir medio 2024 lalu.

Menembus hujan dan jalan berbatu, petugas Puskesmas Tanoyan tak surut layani warga Mengkang
Tampak para petugas menyusuri jalan berlumpur, dan penuh bebatuan sejauh hampir satu kilometer untuk ke Balai Desa Mengkang. (Dok. Puskesmas Tanoyan)

Meski bisa dilalui kendaraan roda dua, jembatan tersebut terbilang sempit dan hanya bisa dilewati dengan ekstra hati-hati. Karena itu, mobil puskesmas keliling tak bisa ikut. Mereka memilih berjalan kaki.

Setelah menyeberangi jembatan, perjalanan dilanjutkan menyusuri jalan berlumpur, dan penuh bebatuan sejauh hampir satu kilometer. Hujan tidak mereda, namun semangat mereka tetap menyala.

Cuplikan video dan foto yang diunggah salah satu petugas di media sosial memperlihatkan perjuangan mereka.

Di tengah hujan, tampak wajah-wajah penuh tawa, meski pakaian mereka hampir basah.

Menembus hujan dan jalan berbatu, petugas Puskesmas Tanoyan tak surut layani warga Mengkang
Tampak para petugas menyusuri jalan berlumpur, dan penuh bebatuan sejauh hampir satu kilometer untuk ke Balai Desa Mengkang. (Dok. Puskesmas Tanoyan)

Ada yang menggendong timbangan bayi, ada pula yang membawa kotak peralatan kesehatan.

Sesampainya di Balai Desa Mengkang, mereka disambut warga yang telah menunggu.

Posyandu pun berlangsung, meliputi pemeriksaan ibu hamil, balita, imunisasi, dan pembagian vitamin. Meski sederhana, pelayanan berjalan lancar dan penuh kehangatan.

“Kami sudah biasa menghadapi medan seperti ini. Yang penting masyarakat bisa tetap mendapatkan layanan kesehatan,” ujar Herlian Mokorimban dengan senyum hangat.

Menembus hujan dan jalan berbatu, petugas Puskesmas Tanoyan tak surut layani warga Mengkang
Untuk sampai ke Mengkang, mereka harus menyeberangi sebuah jembatan gantung. (tangkapan layar)

Dalam senyap, perjuangan para petugas ini menjadi kisah inspiratif. Mereka bukan hanya menjalankan tugas, tapi memberi makna pada kata pengabdian.

Di tengah segala keterbatasan, mereka tetap hadir. Menembus hujan, melintasi jembatan tua, menyusuri jalan becek berbatu — semua demi memastikan bahwa hak masyarakat atas kesehatan tidak terputus.

Di Desa Mengkang yang masih menanti pemulihan infrastruktur, para petugas Puskesmas Tanoyan datang membawa harapan.

Dalam langkah mereka, tersembunyi pesan yang dalam: pelayanan sejati tidak menunggu kondisi ideal — ia datang di tengah tantangan, dengan hati yang tetap setia melayani.


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply