Seniman yang kobarkan semangat konservasi lewat kolase

PANTAU24.COM – Di tangan Iin, sampah tak berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) melainkan menjadi sebuah karya kolase yang istimewa.

Tak hanya indah dipandang, karya seniman asal Airmadidi, Minahasa Utara (Minut) ini juga memuat pesan-pesan serius di balik kehadirannya.

Ada semangat konservasi yang turut terkandung dalam setiap karya kolase yang tercipta lewat sentuhan ciamik.

Nilai-nilai luhur tentang pentingnya menjaga alam agar tetap lestari sangat dominan dalam setiap karya yang dihasilkan.

Baginya, kolase adalah sebuah media kampanye untuk menyuarakan keresahan mengenai kelestarian alam beserta satwa yang ada di dalamnya.

Hal itu nampak dalam karya-karyanya yang banyak menampilkan satwa liar yang ada di Indonesia.

“Paling banyak mengusung tema satwa liar di Indonesia,” ujarnya saat ditemui PANTAU24.com dalam event Sagara City Camp yang digelar di Camping Ground Sintesa Peninsula Manado, Sabtu (10/05/2025).

Berbagai karya yang ditampilkan terbuat dari sampah-sampah plastik yang dirangkai hingga kemudian membentuk gambar-gambar tertentu. Selain itu, ada pula yang terbuat dari barang bekas seperti dus, daun-daunan hingga piringan Compact Disk (CD) bekas.

“Dua hal yang saya bawa, yaitu soal sampah yang bisa dibuat karya dan kampanye penyelamatan satwa yang terancam punah,” tegas Iin.

Lewat karyanya, Iin ingin mengobarkan semangat mengurangi penggunaan plastik terlebih plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

“Kan ada alternatif lain untuk (misalnya) mengganti tas belanja (dengan tidak menggunakan plastik sekali pakai),” tambahnya.

Ia berharap lewat bentuk seni yang telah digelutinya selama lima tahun terakhir itu juga dapat turut serta mengkampanyekan perlindungan satwa dari kepunahan.

“Satwa penting agar kehidupan hutan kita agar tetap lestari,” tutupnya.

***