SULUT
Rumah terendam banjir, warga dan Pemerintah Makalehi gunakan mesin pompa kuras air danau ke pantai

PANTAU24.COM – Hingga Sabtu, 3 Mei 2025, sebanyak 40 rumah warga masih terendam banjir luapan air danau di pulau terluar, Makalehi.
Pemerintah Desa Makalehi Timur dan Makalehi Utara berupaya penuh menggunakan pompa air untuk mengalirkan air danau ke pantai.
Banjir di Pulau Makalehi terjadi sejak 23 April 2025 lalu. Sementara, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) telah mengirim bantuan sembako kepada warga.
Sejak, Rabu 30 April 2025 pemerintah desa Makalehi Timur dan Makalehi Utara bersama masyarakat gotong royong mengalirkan air danau ke pantai. Total masyarakat telah memasang 120 pipa air dengan ukuran panjang enam meter setiap pipa.
Ini menjadi salah satu upaya alternatif warga untuk mengurangi debit air danau. Pulau Makalehi memang tergolong unik, meski terdata pulau kecil namun memiliki danau.
“Sampai malam ini masih terendam air danau, pompa dihidupkan dari pukul 17.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita, jadi kami berjaga sampai selesai,” kata Sirman Bogar, Kepala Desa Makalehi Timur, saat dihubungi, pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Menurut Camat Siau Barat, Buyung Mangangue, di awal 2025 sudah terjadi dua kali banjir dan merendam puluhan rumah warga. Air kata Buyung, naik dengan sangat cepat saat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur pulau.
“Yang kedua lebih besar total ada 28 rumah di Makalehi Timur dan 12 rumah di Makalehi Utara yang tergenang air, akibatnya masyarakat tidak bisa beraktivitas dan sejumlah barang harus diangkut ke rumah kerabat,” kata Buyung, Rabu siang.
Ia menambahkan untuk pengadaan mesin pompa air merupakan upaya dua desa yang terdampak.
“Ini inisiatif desa untuk mengadakan karena sifatnya darurat,” jelas Buyung.
“Nantinya akan ada bantuan dari Pemerintah Sitaro juga,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (PUPRKP), Bob Wuaten, saat ditemui di sela kesibukan menyampaikan, pengadaan pompa oleh kedua desa merupakan sebuah upaya alternatif.
Sebab kata dia, kualifikasi mesin pompa harusnya memiliki daya hisap lebih besar, sehingga jumlah debit air yang keluar akan lebih banyak menuju ke pantai dan mempercepat pekerjaan.
“Kita sebenarnya membutuhkan head pompa sepanjang 33 meter, dengan kapasitas 100 liter air per detik sama dengan 360 kubik perjam, sehingga akan butuh 10 hingga 20 jam untuk menguras air supaya rumah warga tidak terendam,” ucap Wuaten.
Sebenarnya pemerintah coba meminta bantuan dari Balai Sungai Sulawesi Satu, namun mesin yang tersedia hanya memiliki head pompa sepanjang 6 meter.
“Kita berharap ada mesin lebih besar, namun kita tetap akan menafaatkan yang ada saat ini,” jelas Wuaten.
Dengan terendamnya puluhan rumah warga, secara langsung mengganggu aktivitas masyarakat khususnya untuk memasak.
Karena itu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro, pada Kamis 1 Mei 2025, dengan kapal bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana membawa bantuan 40 paket sembako kepada warga terdampak di Pulau Makalehi.
“Semua warga terdampak kami berikan bantuan sembako,” kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Sitaro, Cosman Ambalao, dihubungi PANTAU24.com, Sabtu 3 Mei 2025.
Informasi yang diterima PANTAU24.com hingga Sabtu, 3 Mei 2025, ketinggian air baru berkurang sekira sepuluh meter sesuai dengan informasi warga memantau turunnya permukaan air pada dinding rumah warga.
***

You must be logged in to post a comment Login