Connect with us

SULUT

Pengunaan kantong plastik sekali pakai saat Ramadan tuai sorotan

Published

on

Pengunaan kantong plastik sekali pakai saat Ramadan tuai sorotan

PANTAU24.COM-Masyarakat muslim saat ini tengah menjalani ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Dalam prakteknya, ada satu kebiasaan yang dilakukan masyarakat muslim ketika menjelang berbuka puasa, yakni berburu takjil atau menu buka puasa ke bazar Ramadan terdekat.

Menu buka puasa yang beredar biasanya terdiri dari aneka kue, aneka minuman dan berbagai jenis makanan yang sebagian besarnya dikemas dalam plastik sekali pakai.

Penggunaan plastik sekali pakai itulah yang kemudian menuai sorotan dari pemerhati lingkungan. Hal itu disebut berpotensi menimbulkan sampah plastik dalam jumlah yang lebih besar dibanding hari-hari biasa di luar bulan Ramadan.

Setelah digunakan membungkus menu buka puasa, biasanya kantong plastik akan langsung berakhir di tempat sampah.

Berdasarkan pedoman penghitungan pembatasan timbulan sampah sebuah pendekatan versi 1 yang disusun oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup/BPL, umumnya ada lima ukuran kantong plastik yang sering digunakan sebagai pembungkus makanan. Berbeda ukuran, berbeda pula beratnya.

Pengunaan kantong plastik sekali pakai saat Ramadan tuai sorotan
Sumber: Pedoman Penghitungan Pembatasan Timbulan Sampah Sebuah Pendekatan Versi 1

Untuk kantong plastik dengan ukuran 17×33 cm misalnya, dalam kurang lebih 90 lembar, beratnya adalah 500 gram.

Itu berarti untuk menghasilkan sampah seberat 5 kg, hanya butuh 900 lembar kantong plastik.

Jumlah ini terbilang kecil untuk kebutuhan kantong plastik yang sangat besar, khususnya saat berburu takjil.

Deasy Makalalag, seorang pemerhati lingkungan menjelaskan, timbulan sampah plastik sekali pakai meningkat saat bulan Ramadan.

“Estimasi penggunaan kantong kresek, dengan berat 500 gram yaitu 50 kilogram per hari untuk 100 orang. Sedangkan untuk kemasan plastik minuman yang ada es buahnya bisa sampe 0,7 kilogram per hari dengan berat kemasan 7 gram,” ucapnya saat dihubungi PANTAU24.com, Sabtu (15/03/2025).

Itu berarti 100 orang dalam 15 hari bulan Ramadan ini telah menghasilkan kurang lebih 750 kilogram sampah plastik sekali pakai dan 10,5 kilogram kemasan plastik minuman.

Angka tersebut didapat dengan mengacu pada berat standar setiap kantong plastik yang sering digunakan untuk take away.

Ia berharap masyarakat untuk mulai mengurangi ketergantungan pada kantong plastik sekali pakai dan mulai beralih menggunakan wadah yang bisa digunakan berulang kali dalam berbelanja.

“Sudah saatnya kita beralih menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan,” tutup Deasy yang juga merupakan Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Kerusakan Lingkungan Hidup, Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bolaang Mongondow.


Artikel ini merupakan republikasi dari: zonautara.com

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply