Connect with us

Bitung

Pasar Girian Semraut, Butuh Penataan Ulang Dari Pihak Manajemen

Published

on

Suasan Pasar Girian

BITUNG, PANTAU24.COM–
Pasar Girian merupakan salah satu fasilitas publik terbesar di Kota Bitung, kini menjelma menjadi wajah suram dari buruknya tata kelola yang dilakukan pihak manajemen.

Pasar yang seharusnya menjadi denyut ekonomi masyarakat justru berubah menjadi simbol ketidakteraturan dan pengabaian terhadap kebutuhan publik.

“Di beberapa jalan utama di Pasar Girian becek. Setiap kali hujan turun, genangan air bercampur dengan sisa-sisa air dari penjual ikan menyelimuti ruas jalan, membuat pengunjung harus bergulat untuk melintas,” ujar Jemmy salah satu pengunjung Pasar Girian, Kamis (23/01/2025).

Ironisnya kata Jemmy, kondisi ini tak hanya diakibatkan oleh sistem drainase yang buruk, tetapi juga oleh sampah yang berserakan di setiap sudut pasar.

Fakta menarik dan bermanfaat

“Sampah-sampah ini dibiarkan berserakan tanpa ada upaya serius untuk membersihkannya, menciptakan pemandangan tak sedap dan menambah beban kesehatan masyarakat,” kata Jemmy.

Sebagai pusat aktivitas ekonomi lanjut Jemmy, pasar ini juga mengalami penyempitan yang mengkhawatirkan.

“Ruas jalan yang menjadi akses utama terpaksa dipenuhi pedagang kaki lima yang menggunakan badan jalan untuk berjualan,” keluhnya.

Senada disampaikan, Fatima seorang ibu rumah tangga yang datang ke Pasar Girian untuk berbelanja menuturkan, Pasar Girian harus ditata dan lebih diperhatikan. Terlebih kata dia, para tukang ojek yang mangkal sembarangan di sepanjang jalan utama yang memperburuk situasi.

“Akibatnya, arus lalu lintas tersendat, mobilitas masyarakat terganggu, dan kesemrawutan semakin menjadi-jadi,” sesalnya.

Menurutnya, ini bukan sekadar persoalan teknis, melainkan juga cerminan lemahnya manajemen pengelolaan pasar.

“Penataan yang seharusnya menjadi prioritas utama tampaknya hanya menjadi wacana kosong tanpa implementasi nyata. Tidak ada kebijakan tegas untuk menertibkan pedagang yang melanggar atau mengatur lokasi tukang ojek agar tidak menghalangi akses jalan,” sorotnya.

Dia mengatakan, Pasar Girian membutuhkan solusi nyata, bukan sekadar janji atau retorika.

Dia menyarankan, agar ada penataan ulang yang serius dan harus segera dilakukan. Mulai dari penyediaan area dagang yang layak hingga pengelolaan limbah yang terencana.

“Jalan harus dikembalikan pada fungsi aslinya sebagai akses transportasi, bukan tempat mangkal atau lapak dagang,” pintanya.

Lanjutnya, jika Pasar Girian terus dibiarkan dalam keadaan seperti itu. Maka kata Fatimah, akan selalu jadi sorotan dan dikeluhkan masyarakat.

“Pasar adalah denyut ekonomi rakyat kecil, dan membiarkannya terpuruk sama saja dengan mengabaikan hak-hak masyarakat untuk mendapatkan fasilitas yang layak,” ungkapnya.

Pasar Girian sambungnya, dengan segala potensinya, tidak pantas dibiarkan menjadi potret muram dari buruknya tata kelola managemen pasar.

“Situasi ini harus cepat dibenahi. Jangan sampai berlarut-larut. Karena Pasar Girian adalah salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bitung,” pungkasnya.

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply