Connect with us

Bolsel

Sedimentasi Bencana di Bolsel Harus Menggunakan Manajemen yang Teratur

Published

on

BOLSEL, PANTAU24.COM-Sadam Husein, satu narasumber dalam lokakarya Kajian Sedimentasi dan Upaya Mitigasi di Lanskap Kabupaten Bolsel, mengatakan bahwa sedimentasi bencana di daerah itu harus menggunakan pendekatan manejemen yang teratur.

Menurut koordinator unit bukti Konservasi Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP) itu, untuk mencegah Sedimentasi ini, sangat penting melakukan perlindungan hutan, termasuk pada tutupan hutannya, hingga melakukan kontrol terhadap perubahan hutan untuk menjadi tutupan lahan yang lain karena itu akan mempengaruhi hal-hal yang akan terjadi di pesisir atau di laut.

“Harus ada pendekatan sebuah managemen untuk mempertimbangkan apa yang terjadi di gunung, di punggungan dan di daratan. karena itu akan mempengaruhi hal-hal yang akan terjadi di pesisir atau di laut,” katanya, saat memaparkan kajiannya pada kegiatan lokakarya yang dilaksanakan 14-15 Maret 2022 lalu.

Sadam menjelaskan, dari hasil kajianya, dengan mempertimbangkan faktor curah hujan, tanah, kelerengan dan faktor tutupan lahan, daerah yang rentan terhadap sedimentasi yaitu Milangodaa dan Duminanga yang ada di sebela barat.

“Tapi kedua daerah itu deforestasinya bisa dikatakan cenderung lebih rendah dibandingkan Mataindo, Adow dan sekitarnya yang ada di sebelah timur,” ungkapnya.

Fakta menarik dan bermanfaat

Selain itu, dalam kajianya, kerusakan yang ada di pesisir dikarenakan kontribusi yang disebabkan oleh kerusakan yang ada di atas.

“Sehingganya ini harus di kelola dengan baik agar dampaknya bisa sampai ke pesisir. untuk itu, kolaborasi di setiap stakeholder harus jalan mulai dari hulu hingga ke hilir,” tandasnya.

Sebagai informasi, dalam lokakayra yang dilaksanakan di Hotel Sutan Raja Kotamobagu tersebut telah menghasilkan beberapa rekomendasi, yakni :

  1. Pembangunan Tempat Penampungan Sementara di Setiap Kecamatan
  2. Sosialisasi Mitigasi Bencana di daerah rawan dan simulasi kebencanaan
  3. Reboisasi di lahan krisis terbuka
  4. Pembangunan bangunan konservasi/KTA di daerah terbuka
  5. Normalisasi sungai
  6. Penegakan hukum terkait illegal logging dan ilegal mining
  7. Jalur evakuasi dan titik kumpul
  8. Papan informasi dan larangan penebangan liar
  9. Dokumen Kajian Resiko Bencana
  10. Pembentukan POSDALOPS dan TRC serta aktifasi relawan di seluruh wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
  11. Pembuatan Drainase di Jalan Trans Sulawesi
  12. Peningkatan Fasilitas Penunjang Tanggap Darurat
  13. Pembuatan River Camp
  14. Mendorong Praktik Pertanian Ramah Lingkungan
  15. Monitoring Kawasan.

|Penulis: Reza Pahlevi

Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply